Untitled-7Portofolio investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan muai bergeser ke instrumen jangka panjang. Selain saham, BPJS mulai menggenjot investasi di sektor properti.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Saat ini, porsi portofolio investasi di sektor prop­erti masih sangat kecil hanya 1% dari total por­tofolio yang ada. Ditargetkan, hingga akhir tahun ini bisa me­ningkat ke 5%.

Sektor properti dipilih karena perseroan tengah memulai bisnis baru yaitu membangun rumah murah bagi para pekerjanya.

Direktur Utama BPJS Ke­tenagakerjaan Elvyn G Masassya mengatakan, saat ini pihaknya sudah membangun sedikitnya 25.000 rumah bagi para peker­janya bekerjasama dengan 11 de­veloper.

“Kita tahun ini sangat agresif investasi di properti, secara peraturan dimung­kinkan sekitar 30%. Saat ini baru 1% dan perkiraan bisa 5%di akhir tahun. Tahun ini kita membangun sekitar 25 ribu rumah pekerja, beker­jasama dengan 11 developer,” ujar dia saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (6/11/2016).

BACA JUGA :  Wajib Coba! Sambal Mangga Cincang yang Segar dan Pedas Nampol

Elvyn menjelaskan, pihakn­ya saat ini telah menyiapkan dana sedikitnya Rp 20 triliun untuk diinvestasikan ke sektor properti. Pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) terkait penyaluran rumah.

Ke depan, tidak menutup kemungkinan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan bank-bank BUMN lain untuk investasi yang sama. Dengan investasi sebesar Rp 20 triliun tersebut, diperkirakan porsi investasi menjadi sebesar 10%.

“Properti kita naikkan ber­tahap, polanya direct dan in­direct, yang direct kita kelola langsung kerjasama dengan perbankan. Kita alokasikan properti itu sampai Rp 20 triliun, hanya bergantung se­berapa besar bank memberi KPR kepada peserta. Kita mau masuk ke BTN dan bank-bank BUMN lain, sedang dalam proses pembicaraan, kita ber­harap dengan seluruh bank BUMN, Rp 20 triliun total un­tuk 4 BUMN,” terang dia.

Saat ini, Elvyn menyebut­kan, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 198 triliunan ditargetkan hing­ga akhir tahun bisa terkumpul Rp 204 triliun. Tahun depan, dana kelolaan diperkiraan bisadi abgak Rp 220 triliun.

BACA JUGA :  Panas Siang Hari Paling Nikmat Menyantap Rujak Buah Bumbu Kecap Dijamin Bikin Melek, Ini Dia Cara Membuatnya

Portofolio investasi saat ini paling banyak dialokasikan ke obligasi hingga 46% dan akan ditingkatkan ke angka 48%. Sementara di instrumen sa­ham sebesar 21% dan akan di­naikkan menjafi 22%, deposito 24% akan diturunkan menjadi 22%, sisanya dialokasikan ke reksa dana properti, dan pe­nyertaan.

“Untuk 2016 disesuaikan dengan kondisi perekonomi­an, akan naikkan di obligasi dan saham, kita lebih kepada long term karena ada pro­gram pensiun. Kita open un­tuk private placement, yang dikurangi deposito, karena masih terjaga likuiditasnya. Deposito akan diturunkan ke angka 22%, itu karena BI rate akan turun. Total return su­dah 10,4%, target akhir tahun 9,9%, jadi sudah melebihi target, tahun depan double digit,” pungkasnya.

(detikfinance)

============================================================
============================================================
============================================================