Perusahaan yang bergerak di bidang makanan, pertanian, keuangan dan produk-produk industri serta jasa, PT Cargill Indonesia, tetap akan melakukan manuver bisnisnya meski kondisi ekonomi nasional tengah dihantui krisis. Corporate Affairs Director Cargill Indonesia, Arief Susanto, mengatakan, ekspansi yang dilakukan Cargill merupakan komitmen yang harus dilakukan untuk pengembangan usaha jangka panjang.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Ditemui BOGOR TODAY di sela kegiatan CarÂgill Global Scholars di Tondano Restaurant, Klub Golf Bogor Raya, Jumat (2/10/2015), Arif menyatakan bahwa perusahaan meyakini dan berharap perlambatan pertumÂbuhan ekonomi Indonesia dapat segera berlalu.
“Perlamatan ekonomi dan meÂlemahnya nilai tukar rupiah saya rasa tidak hanya dialami oleh CarÂgill. Semua sektor solwing down. Namun, kami akan tetap melakuÂkan bisnis dengan bijak serta efisiensi,†kata Arief. Ia menambahkan, perlamÂbatan ekonomi dan meleÂmahnya nilai tukar rupiah terÂhadap dolar Amerika Serikat tdak akan terlalu berimbas banyak terhadap rencana ekÂspansi perusahaan. “Ekspansi masih terus akan kami lakuÂkan karena memang sudah rencanakan beberapa tahun belakangan ini. Jadi ya kami tetap komit guna pengembanÂgan investasi di Indonesia unÂtuk tiga hingga empat tahun ke depan,†terangnya.
Arief mengaku belum bisa membeberkan secara detail mengenai nilai ekspansi dan di daerah mana ekspansi itu akan dilakukan. Untuk di BoÂgor sendiri seperti diketahui Cargill sudah memiliki pabrik pakan ternak di Gunung Putri serta Kebun Kelapa Sawit di Jonggol.
“ Yang jelas akan dilakuÂkan di beberapa daerah di Indoneisa, termasuk di dalamnya pengembangan pabrik baru. Detailnya nanti diumumkan. Tempat dan nilai investasi belum bisa kami umumkan secara deÂtail. Dalam waktu dekat,†tandasnya.
Mengenai sektor bisnis yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan bisnis Cargill di Indonesia adalah keÂlapa sawit. “Bisnis unit kami yang ebsar adalah kelapa saÂwit. Dari total tenaga kerja CarÂgill di Indonesia, yakni 19 ribu karyawan, sekitar 16 ribunya kerja di kelapa sawit. Itu gamÂbarannya,†ungkap dia.
Sebelumnya, dalam emÂpat hingga lima tahun teraÂkhir Cargill Indonesia telah menggelontorkan investasi lebih dari USD1 miliar. BerÂdasarkan situs resmi perusaÂhaan, saat ini jumlah tenaÂga kerja mencapai 26.000 orang di sejumlah bidang usaha yakni pakan ternak, kakao, biji-bijian dan minÂyak nabati, minyak kelapa sawit serta gula.
Di bidang minyak kelapa sawit, perkebunan Cargill di bawah bendera PT Hindoli di Sumatera Selatan serta PT Harapan Sawit Lestari dan PT Indo Sawit Kekal di KalimanÂtan Barat. Luas seluruh lahan mencapai 41.000 hektar denÂgan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto, mengatakan rencana investasi Cargill dalam pendiÂrian pabrik pakan ternak akan berdampak positif bagi petani dan peternak serta konsumen dalam negeri.
“Komitmen investasi di inÂdustri agro senilai USD750 juta dalam empat tahun ke depan ini sangat bagus untuk indoÂnesia. Karena, akan memberi dampak positif kepada petani dan pekebun, serta sektor hilir lainnya. Oleh karena itu ini harus didukung oleh seluruh instansi pemerintah,†tuturnÂya.
Seluruh instansi pemerÂintah harus mendorong reÂalisasi proyek Cargill dengan meningkatkan iklim investasi yang kondusif di dalam negÂeri. Dalam hal ini, Kemenperin akan berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian dan Perdagangan untuk menÂdukung realisasi pembanguÂnan pabrik Cargill.
(Apriyadi Hidayat)