BOGOR TODAY – Saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor melakukan satu terobosan pengurangan sampah-sampah organik dengan metode budidaya magot. Terobosan itu pun terbilang sukses, lantaran budidaya magot yang dipeliharanya selama 11 hari itu sudah mengurangi sampah sebanyak 253 kg sampah organik. Kepala Bidang Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Dimas Tiko mengatakan, pengolahan sampah dengan metode budidaya magot ini rencananya akan diaplikasikan kepada masyarakat mulai tingkat kelurahan hingga tingkat RT dan RW. Namun sebelum ke tingkat RT dan RW, tentunya harus dimulai dari dinasnya itu sendriri. Maka dari itu, pihaknya mencoba mengurai timbulan sampah organik dengan metode budidaya magot. Menurutnya, pengolahan sampah sebetulnya sudah sangat banyak dikembangkan oleh masyarakat atau pun komunitas, seperti metode biopori, hemotari komposter, komposter cair hingga metode menggunakan magot. Namun dari semua itu, dirinya menilai dengan metode budidaya magot lebih efektif, lantaran pengolahan sampahnya lebih cepat. “Kita sudah coba pengolahan sampah menggunakan magot dan ternyata cepat prosesnya, kita memulai budidaya magot dari larva (bibit magot) hingga panen itu hanya 11 hari. Kemudian sampah-sampah organik yang menjadi pakannya itu menjadi pupuk kompos yang berkualitas dan selama 11 hari itu kita sudah timbang hasilnya ada 253 kg sampah organik yang kita olah,” kata Dimas kepada BogorToday. Dimas menuturkan, pengolahan sampah menggunakan magot itu cukup murah atau terjangkau dan bisa diolah dengan lahan terbatas, sebab media yang digunakan untuk budidaya magot cukup menggunakan ember atau tong-tong bekas.
BACA JUGA :  Bejat, Ayah di Buleleng Perkosa Putri Kandung Berusia 7 Tahun
============================================================
============================================================
============================================================