PASANG surut berita Esemka bukan suatu yang mengherankan lagi. Pasalnya, keheboÂhan branding ini malah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang menyukai kehebohan. Setelah heboh-heboh tersebut mulai mereda, tokoh dibalik mobil yang digadang akan menjadi mobil nasional ini adalah PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Namun apa daya, jika berjalan sendirian PT SMK tidak cukup kuat menghadapi pasar otomotif yang serba liar.
Untuk itu, PT SMK menggandeng PT AdÂiperkasa Citra Lestari (ACL). Kabarnya, seteÂlah gandengan tangan mereka dinyatakan sangat mesra, nasib mobil Esemka semakin jelas. Beberapa varian mobil Esemka sudah masuk dalam daftar kendaraan yang sudah siap untuk diproduksi masal. Daftar ini diajuÂkan oleh PT Adi Citraperkasa Esemka (ACE) yang merupakan badan hukum baru bentukan dari PT SMK dan PT ACL.
Dari sumÂber yang sama, Dewanto menyatakan bahwa Mobil Esemka sudah lulus pengujian semua. Saat ini tinggal menunggu proses sertifikasÂinya untuk selanjut disampaikan ke KemenÂtrian Perindustrian. Janjinya, minggu depan semua proses tersebut sudah rampung dan mobil Esemka siap dikembangbiakkan. Saat ditanya jenisnya, Dewanto hanya memberiÂkan kode ada 5 varian mobil Esemka yang dinyatakan lulus tersebut. Namun, hingga saat ini tidak ditemui kejelasan mengenai varian apa yang dimaksud Dewanto.
Kalau ditanya tempat perkembangbiakanÂnya mobil nasional ini, pabrik ACE sendiri yang akan jadi tuan rumahnya. Infromasi yang beredar, saat ini ACE memiliki pabrik yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah. Pabrik Boyolali ini dikÂabarkan memiliki luas 13 hektar. Ke mu d i a n ada juga pabrik yang dibangun di wilayah Cileungsi dengan luas sekitar 25 hektar lebih. Kedua pabrik tersebut diharapkan mampu menjadi basis produksi mobil Esemka.
Apabila masuk pabriknya saja baru minÂggu depan, kecil kemungkinan mobil naÂsional ini akan tiba dipasaran dalam waktu dekat. Tentunya, semua berharap mobil ini dapat menjadi identitas masyarakat IndoneÂsia. Dalam artian, semua pemilik mobil di InÂdonesia, wajib membeli produk ini. Namun tentunya sangat wajar apabila masyarakat kembali akan melakukan penilaian terhadap produk otomotif yang beredar di pasaran. Satu hal yang jelas, timing penerbitan mobÂnas ini kudu jelas. Katakanlah, peluncurannÂya disandingkan dengan peluncuran Toyota Sienta di pasaran, dapat dipredikÂsi sendiri bagaimana nasib mobnas yang suka timÂbul tenggelam ini.
(hilman/net)