CHELSEA berhasil menang melawan Arsenal dalam laga yang bertajuk Derby London dengan skor 2-0. Gol-gol The Blues tercipta pada babak kedua dari sunÂdulan Kurt Zouma memaksimalkan assist dari Cesc Fabregas dan sepakan keras Eden Hazard yang terÂlebih dahulu membentur tubuh Calum Chambers.
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Pertandingan sebenarnya berlangsung dengan ketat, hanya saja dua kartu merah yang dikeluarkan wasit untuk Arsenal membuat pasukan Wenger ini tak bisa membuat banyak perlawanan. Apalagi kartu merah pertama Arsenal yang diterima oleh Gabriel berawal dari tindakan konÂtroversial Diego Costa.
Arsene Wenger kembali menuÂrunkan Peter Cech, Hector Bellerin, Franc Coquelin, dan juga Aaron Ramsey yang sempat absen pada pertandingan tengah pekan lalu di ajang Liga Champions. Pemain-pemain yang segar seharusnya siap tempur ketika melawat ke Stamford Bridge.
Jose Mourinho pada pertandinÂgan kali ini lebih memilih Kurt Zouma ketimbang John Terry sebagai rekan duet Garry Cahill di lini belakang. Mou sepertinya menyadari kecepaÂtan-kecepatan pemain depan Arsenal semacam Alexis Sanchez dan Theo Walcott akan merepotkan Terry yang dinilai sudah mulai lamban.
Dampak dari perubahan ini bisa dibilang berhasil. Kecepatan WalÂcott di lini depan mampu direduksi Kurt Zouma. Dalam beberapa kesÂempatan Zouma mampu meredam agresifitas Theo Walcott. Apalagi gaya main Arsenal memang menÂgandalkan serangan balik yang membutuhkan kecepatan. Dan punÂcaknya lewat skema set pieces, Kurt Zouma berhasil mengkonversi umÂpan matang dari Fabregas menjadi sebuah gol.
Bek yang tangguh sekaligus cepat juga menjadi penting bagi Chelsea karena gelandang mereka, terutama Fabregas, cukup aktif melakukan tekanan ke depan saat bertahan. Membuat garis pertahanan menjadi tinggi dan memaksa Arsenal berÂmain bola-bola panjang. Akibatnya Walcott yang menjadi penyerang tunggal harus selalu jauh dengan gawang. Ketika lolos ia akhirnya terÂjebak offside atau bisa dikendalikan oleh Zouma.
Pilihan Mou untuk menurunkan Zouma terbukti merupakan pilihan yang tepat. Bukan cuma karena gol yang dicetaknya, tapi juga keberhasÂilannya mengeliminasi kecepatan pemain-pemain Arsenal.
Kembalinya Oscar ke lapangan, usai absen karena cedera, membuat permainan Chelsea perlahan mulai kembali. Menurunnya permainan The Blues pada awal musim, yang berdampak pada hasil buruk yang menyeret Chelsea ke papan bawah, sedikit banyak juga terjadi akibat abÂsennya Oscar.
Tidak ada gelandang di sepertiga akhir yang bisa menahan bola sekaÂligus mengatur tempo permainan. Hazard yang sebenarnya punya keÂmampuan untuk melakukan itu pun terlihat menurun di awal musim. Hal ini berdampak pada pemain Chelsea lainnya terutama di sektor depan. Sehingga Fabregas yang menjadi poros ganda bersama Matic, kerap harus ikut naik hingga kotak penalti lawan.
Eden Hazard yang pada beÂberapa pertandingan sebelumnya tampil kurang begitu meyakinkan juga dapat kembali bersinar. Selain akhirnya dapat mencetak gol, ia juga menorehkan total empat tembakan di laga ini. Hidupnya kembali perÂmainan Hazard membuat bek kanan Arsenal, Bellerin, yang biasanya akÂtif menyerang harus tertahan di lini belakang.
Begitu juga dengan Pedro RodriÂguez. Walau sempat diragukan tampil karena masih mengalami cedera, peÂnyerang sayap asal Spanyol tersebut berhasil melesakan lima tendangan ke arah gawang, terbanyak di antara pemain Chelsea yang lain.
Oscar menjadi penyambung anÂtar lini Chelsea sehingga Pedro dan Hazard tidak perlu untuk sering berÂtukar posisi. Mereka dapat fokus di area masing-masing untuk mencipÂtakan peluang sebanyak mungkin. Inilah yang tak tampak saat Oscar absen di laga-laga sebelumnya.
Kartu merah yang diterima GaÂbriel memang kontroversial walauÂpun sebenarnya ia layak mendapatÂkannya. Diego Costa memang memancing keributan pertama, tangannya ikut “main†saat beradu bola dengan Koscielny. Namun bek Arsenal tersebut tetap santai dan tak terpancing provokasi yang dilakuÂkan Costa.
Sedangkan Gabriel justru ikut larut dalam duel itu yang membuat duel berubah menjadi Costa vs GabriÂel. Keduanya terus beradu mulut samÂpai kemudian bek asal Brasil tersebut mencapai puncak emosi dan melakuÂkan tendangan yang sayangnya tepat di hadapan wasit Mike Dean.
Kejadian tersebut terjadi di penghujung babak pertama saat kedudukan masih imbang tanpa gol. Chelsea sendiri sedikit lebih unggul dari segi penguasaan bola 53%-47%, sedangkan dari tembakan ke gawaÂng Hazard dkk. melakukan delapan kali sementara Arsenal hanya setenÂgahnya. Chelsea sudah dominan, tapi masih jauh dari gambaran akan memenangi laga dengan mudah.
Meski begitu pertahanan Arsenal masih terlihat solid berkat penampiÂlan gemilang penjaga gawang merÂeka, Petr Cech. Sehingga peluang mencuri poin masih terbuka lebar pada babak kedua. Namun keluÂarnya Gabriel membuat Wenger haÂrus melakukan perubahan susunan pemain.
Coquelin yang bertugas sebagai gelandang bertahan, pelindung para bek Arsenal, harus ditarik keluar digantikan Chambers. Di sinilah tiÂtik balik pertandingan terjadi, menÂgubah komposisi ditambah kehilanÂgan pemain, permainan Arsenal berubah total.
Oezil dan Ramsey yang sebelÂumnya berperan aktif saat serangan balik menjadi sering tertahan di belakang. Membantu Cazorla yang berjuang sendirian menjadi gelanÂdang bertahan melawan gempuran Hazard dan Pedro. Tidak ada lagi ancaman bagi pertahanan Chelsea, bahkan setelah fase ini Matic dan Fabregas lebih banyak berada di area lawan. Penguasaan bola mutlak menjadi milik tuan rumah. Bermain dengan 10 orang saja sudah memÂbuat Arsenal kewalahan apalagi jika harus berkurang lagi. Hal tersebut terjadi saat kemudian Cazorla harus menerima kartu kuning kedua. Ia sepertinya tak sanggup menghadapi tekanan karena Coquelin, rekannya di sektor poros ganda tadi sudah duduk di bangku cadangan.
Hingga pada akhirnya, Eden HazÂard berhasil menambah mimpi buÂruk Arsenal dengan torehan golnya di masa injury time memanfaatkan minimnya penjagaan para pemain Arsenal di area pertahanan mereka.