Pempek Nyai adalah usaÂha keluarga yang terdiri dari Siti Patonah (ibu), Akbar Reza, Dewi OktaÂfia dan Yulia Nurkholijah (anak) beserta suaminya, Wisnu. Namun masing-masing memÂpunyai porsi pekerjaannya sendiri. Misalnya ibu pemÂbuat Pempek Nyai terseÂbut dan anak-anak nguÂrusi bagian penjualan atau marketing.
Berawal dari wafatnya sang ayah empat tahun yang lalu, Siti dan anak-anak semua kebinÂgungan kehilangan tempat sandaran. KeÂmudian sang ibu yang memang mempunyai keahlian memasak, memanfaatkan keahliÂannya untuk sesuatu yang menghasilkan uang yaitu membuat pempek dengan duÂkungan dari berbagai pihak. Maka Siti dan anak-anakpun memÂbulatkan tekad untuk mengembangkan bisÂnis ini dengan lebih besar.
Menurut Akbar, perjuangan dalam menjalankan usaha ini tidak muÂdah. Benar-benar memulai dari nol. “Karena di saat teman-teman saya kuÂliah sementara saya tidak kuliah. Saya bertekad untuk membantu usaha ibu, menjalankan bisnisnya dengan maksiÂmal. Karena saya yakin orang sukses itu bukan orang yang hanya berpenÂdidikan tinggi, selama kita memÂpunyai niat, usaha dan kerja keras dalam membangun impian kita. Maka semua akan terwujud,†ungkap Akbar kepada Bogor Today.
Diberi nama Pempek Nyai karena owner yang membuat pempek terseÂbut adalah sang ibu, dimana ibu terseÂbut dipanggil Nyai oleh cucu-cucunÂya. Nyai yang memiliki arti dari nenek dalam bahasa Palembang.
Pempek Nyai menjual pempek dan juga tekwan. Namun tidak menuÂtup kemungkinan apabila ada order untuk membuat kue-kue Palembang lainnya Pempek Nyai juga menerima pesanan tersebut.
Harga satuan Pempek Nyai kapal selam Rp. 14.000, lenjer Rp. 9.000, adaan Rp. 9.000, kulit Rp. 8.000. Untuk harga paketnya paket a Rp. 120.000 terdiri dari kapal selam emÂpat pcs, lenjer 2 pcs, adaan 2 pcs, kulit 4 pcs. Paket b Rp.100.000 ada kapal selam 3 pcs, lenjer 2 pcs, adaan 2 pcs, kulit 3 pcs. Paket c RP.70.00 kapal selam 2, lenjer 2, adaan 1, kulit 2 pcs, dan untuk tekwan seporsinya adalah Rp.30.000.
“Kami juga menerima paket untuk wedding, ulang tahun ataupun arisan dengan minimum order 100 pcs. Harga disesuaikan dengan ukuran karena pempek yang disajikan untuk ini adalah pempek mini,†lanjutnya.
Pempek Nyai terbuat dari 100% ikan tenggiri tanpa perasa ikan ataupun bahan pengawet. Cuka yang disajikan pun berÂbeda dengan cuka pempek lain pada umumnya. Karena Pempek Nyai mempunyai resep sendiri mengenai hal ini. Pempek Nyai sendiri selalu dibuat setiap harinÂya sehingga pempek yang disajiÂkan selalu fresh.
Kendala menjalankan bisnis ini pada di saat musim hujan. Dimana stock ikan tenggiri sangat langka di pasar terdekat sehingga Pempek Nyai harus ke Pasar Jatinegara untuk memÂbeli ikan tersebut. Kendala lainnya adalah untuk delivery order apabila hari sedang turun hujan Pempek Nyai harus tetap konsisten mengirimkan orderan tersebut guna menjaga loyÂalitas dari pelanggan.
Sistem penjualan Pempek Nyai beÂraneka ragam. 50% penjualan berasal dari online Instagram @pempeknyai , WA, BBM dan line @bayabayreza. 40% penjualan dari warung atau toko juga kios-kios kecil di indomart atau alfamart terdekat. Untuk indomart poÂsisinya berada di daerah Cibinong seÂbrang RS. Bina Husada, dan 10% penÂjualan melalui kantor-kantor sang kaka ataupun kolega-kolega. “Kami juga sudah pernah menerima orderan untuk wedding dari salah satu hotel besar di Bogor. Kami juga berniat unÂtuk menambah kios lagi sehubungan dengan permintaan akan Pempek Nyai kian banyak,†terangnya.
Menurut Akbar, modal awal untuk membuat gerobak, warung dan kios kurang lebih Rp. 10.000.000. Modal pembuatan atau produksi pempeÂknya disesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan dari penjualan setiap harinya. Omset perbulan Pempek Nyai kurang lebih Rp. 35.000.000.
(Hesti Amelia)