CIBINONG, TODAYÂ – Pemerintah Kabupaten Bogor akan memÂberikan satu truk sampah untuk setiap kecamatan. Ini dilakukan sebagai upaya mencegah warga membuang sampah di pinggir jaÂlan dan lahan kosong.
Menurut Kepala Dinas KeÂbersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bogor, Subaweh, pihaknya kewalahan mengatasi sampah-sampah liar itu. Ia menÂgungkapkan, sampah-sampah dipinggir jalan memiliki volume kebih besar ketimbang di penamÂpungan sementara perumahan.
“Bisa diatasi dengan penÂgadaan satu truk sampah unÂtuk masing-masing kecamatan. Sekarang tidak bisa karena truk yang ada sekarang diprioritasÂkan mengangkut sampah yang membayar retribusi tiap bulan,†kata Subaweh, Rabu (9/3/2016).
Saat ini, DKP memiliki 50 unit truk sampah dengan kondiÂsi bervariasi. Hasil penelurusan Bogor Today, jumlah truk samÂpah di Bumi Tegar Beriman hanya 20 persen dari jumlah kendaraan pejabat di lingkunÂgan Kabupaten Bogor yang mencapai 322 unit.
Bagi Subaweh, jumlah itu sanÂgat tidak ideal untuk mengankut 3.000 meter kubik sampah setiap harinya yang berasal dari sampah perumahan dan warga yang ada di 40 kecamatan.
“Ini kita maklumi, karena anggaran yang ada di APBD, tak hanya dialokasikan untuk DKP. Makanya, kita tiap tahun kita usul bantuan ke PemerinÂtah Provinsi Jawa Barat maupun DKI. Tahun 2015 lalu, kita dapat bantuan dua unit drum truk dari Pemprov Jabar,†ujarnya.
Subaweh menegaskan, unÂtuk mengatasi masalah sampah liar ini diperlukan tindakan teÂgas, salah satunya dengan menÂjatuhkan sanksi hukuman berat berupa pidana bagi mereka yang kedapatan membuang sampah di pinggir jalan.
“Untuk efek jera, karena si pembuang sampah sembaranÂgan tak hanya merusak keberÂsihan dan keindahan saja, tapi mereka telah membantu memÂpercepat penyebaran bibit peÂnyakit, bahkan juga ikut andil dalam terjadinya bencana banÂjir,†tegasnya.
Sementara itu, warga KamÂpung Pisang, Kelurahan KaradeÂnan dan Warga Kampung BaÂbakan Tarikolot, Kelurahan Nangewer, Kecamatan Cibinong, memasang spanduk besar berisi peringatan keras. Bahkan ada tuÂlisan meminta kepala Allah SWT, sang Maha Pencipta, untuk menÂcabut nyawa bagi si pembuang sampah sembarangan.
“Spanduk itu memang ekstrim, tapi diperlukan, kalau tidak ada peringatan keras seperti itu, para pelaku tidak akan jera,†ujar salah seorang warga bernama Suryadi (38).
(Rishad Noviansyah)