B2-(1)BOGOR, Today – Dewan Kemakmuran Mas­jid (DKM) Alumni IPB menggelar launching Majelis Cinta Qur’an (MCQ) yang dirang­kaikan dengan Muhasabah Akbar Untuk Negeri, bertempat di Masjid Alumni IPB Ba­ranangsiang, Bogor.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Herry Suhardiyanto, Walikota Bogor Bima Arya. Tausiyah Muhasabah Akbar Untuk Negeri disampaikan oleh Ustaz Fatih Karim, Ustaz Fadlan Garamatan, dan KH. Hafidz Abdur­rahman.

Bima Arya mengaku mengapresiasi dan menyambut baik peluncuran Majelis Cinta Qur’an yang digelar Yayasan Cinta Qur’an Foundation di Masjid Alumni IPB ini.

Menurut Bima, penting bagi kita untuk selalu kembali kepada ajaran Islam dan dalil-dalil Quran, untuk itu perlu bagi kita untuk terus memperbaiki baik bacaan mau­pun pemahaman agar kita bisa selamat du­nia dan akhirat. Karena jawaban dari semua persoalan ada di Al Qur’an.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

“Dengan peluncuran Majelis Cinta Qur’an di Kota Bogor ini semoga akan membawa Kota Bogor menuju masyarakat yang berahklakul karimah dan kota yang betul-betul badatun warofun ghofur,” ujar Bima.

Kota Bogor merupakan kota ke-tiga dalam peluncuran Majelis Cinta Qur’an. Hal itu diungkapkan ketua Direktur Marketing Cinta Qur’an, Azis. Sebelumnya kegiatan ini digelar di Jakarta dan Bandung.

“Harapan kami di tahun 2016 ada 10 tempat yang menjadi penyelenggaraan Cin­ta Qur’an,” kata Azis. “Majelis Cinta Quran telah hadir di beberapa kota besar sep­erti Jakarta, Bandung, dan Bogor yang ber­naung di bawah Cinta Qur’an Foundation sebagai wasilah untuk mndekatkan kembali kepada Quran,” pararnya.

Pelatihan untuk tahap per­tama dijelaskan Azis akan dilaku­kan 2 minggu sekali dan itu­pun tergantung permintaan dari pihak DKM. “Alhamdulillah alumni kami sudah menca­pai 10.000 ribu lebih selama 5 tahun,” pung­kasnya.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

Adapun Ustaz Fadlan Garamatan me­nyampaikan ten­tang pengalaman­nya berdakwah di tanah pedalaman Papua. Menurutnya, tantangan da’wah di daerah perkotaan akan sangat jauh ber­beda dengan di dae­rah pelosok.

“Saat saya ber­dakwah di Papua, tombak dan panah pernah mencederai tu­buh saya. Akan tetapi, itulah tantangan yang harus dihadapi dengan sabar,” tuturnya.

Sementara itu, KH. Hafidz Abdurrahman menyampaikan bahwa terpuruknya umat Islam saat ini karena umat Islam jauh dari Qur’an dan meninggalkan aturan-aturan yang terdapat dalam Qur’an. “Di sisi lain, penghinaan tehadap Qur’an juga ker­ap tejadi seperti kasus terompet berbahan sampul Quran,” jelasnya.

(Latifa Fitria)

============================================================
============================================================
============================================================