PARIS TODAYÂ – Sebanyak 195 negara peserta Conference of Parties (COP) 21 sepakat mengadopsi Paris AgreeÂment. Kesepakatan ini dinilai sebagai langkah besar di bidang kemanusiaan lantaran 6 tahun lalu di COP 15 di KoÂpenhagen, Denmark tak ditemukan kesepakatan antara delegasi negara peserta.
Adopsi Kesepakatan baru ini dipÂimpin langsung oleh Presiden COP 21 UNFCCC yang juga Menteri Luar NegÂeri Prancis Laurent Fabius. Sidang ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, Presiden Prancis FranÂcois Hollande dan 2000 delegasi negÂara peserta COP21 termasuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
“Ini langkah bersejarah untuk menciptakan planet bumi yang lebih aman dan berkelanjutan untuk kehiduÂpan kini dan generasi mendatang,†kata Siti seperti dikutip dalam siaran persnya, Minggu (13/12/2015).
Dari berbagai pernyataan para ketÂua delegasi yang hadir, terlihat kesepakÂatan Paris Agreement ini adalah refleksi solidaritas yang kuat antara negara-negÂara maju dan negara berkembang unÂtuk mengatasi perubahan iklim.
“Kita akan kerja keras bersama. Dalam konteks adaptasi harus dilakuÂkan bersama semua stakeholders. Penguatan dan implementasi kebiÂjakan oleh pemerintah serta aktiviÂtas oleh masyarakat dan masyarakat adat. Isu adaptasi ini yang didorong Delegasi Republik Indonesia terutaÂma demi kepentingan nasional kita,†lanjutnya.
Kepentingan nasional lainnya yang masuk dalam Paris Agreement adalah isu kelautan, pusat-pusat konservasi keanekaragaman hayati dan juga penegasan tentang ReducÂing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) atau pengurangan emsisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Tentang pendaÂnaan disebutkan bahwa negara maju seharusnya menyediakan dukungan finansial. Angka USD 100 miliar per tahun tidak masuk dalam pasal perÂjanjian tapi masuk dalam keputusan yang diambil dalam COP.
“Kita harus kerja keras ke depan untuk memastikan kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celcius. Dan di Maroko pada COP 22 nanti akan lebih banyak hal yang bisa ditunjukÂkan Indonesia kepada dunia,†pungÂkasnya.
(Yuska Apitya/net)