KITA pejamkan mata keÂtika kita menangis, ketiÂka kita bermimpi, ketika kita berangan-angan atau ketika kita menÂgenang sesuatu yang inÂdah. Ternyata, yang terÂdalam dan terindah tak cukup dilihat dengan mata dhahir melainkan ia memerlukan mata batin bernama hati. KaÂlimat bermakna ini diungkapkan penyair beÂsar Gibran Kahlil Gibran seabab silam lebih, namun tetap relevan hingga kini.
Tak terbantahkan, ada banyak hal dalam hidup yang untuk merasakan dan menikmatÂinya melampaui kemampuan panca indera. Manisnya shalat, doa dan semua bentuk ibadah yang kita lakukan adalah dirasakan oleh hati. Karenanya, ketika hati sakit maka bagaimana mungkin ia akan mampu merasaÂkan beda manis dan pahit secara benar?
Bulan Ramadlan telah tiba. Bulan yang diÂrindu banyak hati ini sungguh menyuguhkan banyak obat, jamu dan penawar untuk kesÂehatan hati kita. Obat tersebut adalah memÂbaca Alquran dengan maknanya, mendirikan solat malam, berkumpul dengan orang salih, perbanyak berpuasa, memperpanjang dzikir malam. Silakan coba…!