ISLAMABAD TODAY – Presiden PakiÂstan Mamnun Hussain mendesak warganya untuk tidak merayakan Hari Valentine (Valentine’s Day). Menurut Hussain, Hari Valentine bukan menjadi bagian dari negara mayoritas muslim tersebut.
“Hari Valentine tidak ada hubunÂgannya dengan budaya kita dan itu harus dihindari,†kata Hussain seperti dilansir Channel News Asia, kemarin.
Sebagai gantinya, Hussain mendeÂsak orang-orang muda untuk fokus pada studi mereka. Di Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersuara bulat mengeluarÂkan resolusi melarang perayaan Hari Valentine. “Sebagian masyarakat kita ingin memaksakan nilai-nilai dan buÂdaya barat pada pemuda kami dengan merayakan Hari Valentine,†kata resÂolusi yang disampaikan oleh anggota dari Jamaat-e-Islami, salah satu partai Islam terbesar di Pakistan.
“Tidak ada tempat dalam budaya kita dan dalam peradaban kita untuk hari tersebut. Perayaan itu hanya berÂtujuan menyebarkan vulgar dan ketiÂdaksenonohan di kalangan pemuda,†katanya.
Pihak berwenang di barat laut disÂtrik Kohat juga menginstruksikan polisi untuk menghentikan setiap perayaan Valentine.
Surat kabar konservatif berbahasa Urdu bahkan beriklan dengan menyeÂbut hari Valentine sebagai A Festival of Obscenity. “Hanya merenungkan … beÂsok anak-anak kita akan mulai merayÂakan Diwali Hindu, Natal Kristen, Festival Islami lainnya. Jadi mari kita menendang keluar festival ini dari keÂhidupan kita,†baris terakhir kata iklan.
Meski dilarang, wartawan AFP di Peshawar menyaksikan masih banyak toko berjualan atribut Valentine, sepÂerti cokelat.
(Yuska Apitya/net)