BOGOR TODAY – Wali Kota dan Wakil Walikota Bogor dan Sekda Kota Bogor membahas sejumlah poin, khususnya terkait dengan meningkatnya tren klaster perkantoran. “Saya minta semua untuk berhati-hati karena klaster perkantoran sekarang yang utama. Jadi bukan tempat umum, bukan rumah makan, bukan restoran, yang paling berbahaya adalah klaster perkantoran,” ungkap Bima Arya. Maka dari itu, rapat-rapat di dalam ruangan di lingkungan Balai Kota Bogor dikurangi untuk mencegah penularan. “Di balai kota dikurangi rapat-rapat di dalam ruangan, semua di luar. Ventilasinya diperhatikan. Saya minta Camat dan Lurah melakukan pengawasan bergeser ke perkantoran, bukan hanya rumah makan. Tim Merpati dan Tim Elang juga bergeser ke sektor perkantoran,” ujarnya. Bima juga meminta Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk mendalami sampel di klaster perkantoran untuk bisa lebih memetakan tempat rawan penularan. “Kita dalami juga, saya tugaskan Dinkes untuk mendalami sampel dari klaster perkantoran ini polanya bagaimana, apakah terpapar di kantin atau pas rapat. Lalu, petakan juga, apakah perkantoran di luar Kota Bogor atau apa,” kata Bima. Bima Arya juga melakukan evaluasi kepada tim Deteksi Aktif (detektif) Covid-19 Kota Bogor. Unit lacak dan unit pantau harus merapihkan kembali proses pemantauan dan tracing atau protap untuk swab. “Jangan sampai ada ODP yang lolos dan lain-lain, termasuk spesimen yang masuk ke lab harus segera diketahui hasilnya. RSUD Kota Bogor juga sudah punya alat itu, cukup membantu,” tandasnya.
BACA JUGA :  Lanjutkan Program Nasional, PAN Kota Bogor dan Gerindra Koalisi Jelang Pilkada 2024
============================================================
============================================================
============================================================