Studi teranyar mengungkap bahwa duduk dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, hingga kematian.
Oleh : RIFKY SETIADI
Email: [email protected]
Tak sedikit kebiasaan hidup masa kini yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia baik fisik maupun psikis. Salah satunya adalah kebiasaan mengÂhabiskan waktu berjam-jam dengan duduk. Kebiasaan ini kerap dilakuÂkan para karyawan kantoran. Karena keasyikan bekerja, mereka lupa bahÂwa mereka telah terlalu lama duduk di kursi dan kurang beraktivitas fisik.
Para ilmuwan di Universitas Leicester dan Universitas LoughborÂough, Inggris, mengatakan risiko akibat duduk lama itu tetap tinggi biÂarpun orang mengingmbangi dengan olahraga. Laporan yang diterbitkan di jurnal Diabetologia menganalisis 18 penelitian yang melibatkan hamÂpir 800.000 orang.
Menurut kajian yang dilakukan, peluang untuk perilaku duduk tanpa melakukan kegiatan fisik -seperti menonton TV, duduk di dalam moÂbil, atau menggunakan komputer, merupakan hal yang sulit untuk diÂhindari pada masa ini. Memang banÂyak orang yang kemudian berolahraÂga di pusat-pusat kebugaran jasmani untuk mengimbanginya.
Tim peneliti yang dipimpin Dr Emma Wilmot dari Universitas Leicester mengungkapkan bahwa olahraga di pusat kebugaran dan kolam renang setelah bekerja meÂmang lebih baik ketimbang duduk kembali di sofa. Sementara itu lemÂbaga pegiat penyakit kencing manis, Diabetes UK, menegaskan bahwa setiap orang yang duduk dalam wakÂtu lama jelas akan mendapat keunÂtungan jika lebih banyak bergerak.
Penelitian yang dikaji mengguÂnakan berbagai ukuran, antara lain mulai duduk sekitar 14 jam seminggu karena menonton TV, duduk kurang dari tiga jam sehari, maupun duduk lebih dari delapan jam sehari. MereÂka yang duduk lebih lama memiliki risiko lebih tinggi untuk kencing maÂnis, penyakit jantung dan kematian dibanding mereka yang duduk lebih sedikit.
Selain diabetes, banyak duduk juga mengakibatkan seseorang yang kurang beraktivitas fisik dan cendÂerung sering ngemil sehingga dapat memicu peningkatan berat badan dan akhirnya terkena obesitas. SeÂbuah penelitian yang dilakukan di Australia juga menunjukkan fakta mencengangkan, di mana 46% orang yang menghabiskan berjam-jam dengan duduk cenderung beresiko tinggi mengalami penyakit jantung. Ini dikarenakan lemak hanya terbaÂkar sedikit dan lama-kelamaan asam lemak akan menyumbat jantung. Jika gaya hidup ini terus berlanjut maka dapat meningkatkan risiko mengalaÂmi penyakit kardiovaskular.
Duduk terlalu lama juga meÂnyebabkan otot punggung menjadi kaku sehingga memicu sakit pungÂgung bagian bawah dan juga tulang belakang. Gangguan sistem metaboÂlik juga mengincar mereka yang duduk terlalu lama. Selain sejumlah resiko lain seperti kolesterol tinggi, gangguan kesehatan kaki, dan sirkuÂlasi darah menjadi lambat sehingga dapat menyebabkan penumpukan cairan pada kaki. Ini dapat meÂnyebabkan pergelangan kaki merasa pegal, bengkak hingga mengalami varises.
Secara psikis, duduk terlalu lama juga mengandung bahaya. Bekerja di depan komputer tanpa melakukan aktivitas fisik lain dapat menyebabÂkan aliran darah ke otak menjadi lambat. Hal ini dapat memicu keleÂlahan otak yang bisa berujung pada stress.
Duduk terlalu lama sambil menaÂtap objek yang sama (komputer, telÂevisi, dokumen, dan lain-lain) akan membuat seseorang mudah merasa bosan, kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan jika berÂlangsung secara terus menerus dapat berdampak negatif terhadap kesehaÂtan psikis.
Seorang peneliti dari Universitas Loughborough, Profesor Stuart BidÂdle, mengatakan bahwa walau banÂyak kegiatan di zaman moderen yang tampaknya dilakukan dalam posisi duduk namun jelas bisa dikurangi. “Kita bisa rapat sambil berdiri, berÂjalan ketika istirahat makan siang, atau mengurangi nonton TV pada malam hari untuk mengurangi duÂrasi duduk,†kata Biddle menyaranÂkan.(*)