MALANG, Today – General manager Arema Cronus Ruddy Widodo menÂgatakan, badan olahraga profesional Indonesia (BOPI) sebaiknya dibubarÂkan, karena fungsi lembaga di bawah naungan kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora) ini sudah tidak cocok.
Ruddy menyatakan, BOPI sudah meÂlebihi wewenangnya dari awal didirikan. Menurut mantan pengusaha travel ini, pelaksanaan kegiatan olahraga berada di bawah yuridiksi masing-masing induk.
“BOPI itu bagus, karena perannya untuk mengatur olahraga di Indonesia. Dulu, kalau tidak salah, mereka didiriÂkan untuk olahraga tinju dan kini sudah menyasar ke ranah sepakbola,†kata Ruddy kepada Goal Indonesia.
Kemudian, denÂgan dalih kepanÂjangan tangan dari pemerintah, mereka mulai melakukan intervensi kepada sepakboÂla. Padahal aturannya jelas.
aMenurut undang-undang, sepakboÂla Indonesia undang ada di tangan PSSI. Aturannya, pembinaan diserahkan keÂpada induknya, seperti sepakbola ada di PSSI.
“Saya kira, karena fungsinya sudah tidak cocok, BOPI lebih baik diganti orang-orangnya yang lebih capable, atau yang lebih mumpuni. Lebih eksÂtrem lagi, harusnya dibubarkan saja.â€
Ruddy menambahkan, kehadiran BOPI juga tidak menjamin sebuah perÂtandingan sepakbola bisa terlaksana.
Ruddy merujuk kepada turnamen Sunrise of Java Cup (SoJC) 2015 yang terbentur izin kepolisian, kendati sudah ada surat rekomendasi dari BOPI.
Contoh yang paling gampang adalah Sunrise of Java. Awalnya kan digelar awal Juli. Dari situ surat BOPI juga ada dalam memberikan izin.
“Nyatanya izin itu tidak berlaku sama sekali, karena pihak KeÂpolisian setempat tidak memÂberikan izin. Padahal, surat BOPI ada, tapi pertandinÂgan tidak terlaksana,†imbuh Ruddy.
“Jadi saya kira ranÂtai ini harus diputus, karena pada dasarnya terselenggaranya perÂtandingan bukan kareÂna ada BOPI.â€
“Soal gaji pemain, saya lebih melihat misalnya keÂpada Parma di Liga Italia. Klub itu tidak bisa membayar gaji pemain, sehingga akan bangkrut secara sendirinÂya. Kalau soal gaji, lebih kepada masalah dengan para pemain,â€
(Imam/net)