Galeri-Majalah-(1)MENDENGAR kata jurnalistik mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Namun di kalangan remaja khususnya para pelajar setingkat SMA di Kota Bogor, hanya segelintir saja yang memahami dan meminati dunia jurnalistik itu sendiri.

Oleh: RIFKY SETIADI
[email protected]

Semangat belajar dan memperluas wa­wasan diperlihatkan oleh para siswa dan siswi di SMA Negeri 5 Bogor. Re­generasi dan penyegaran mulai dilaku­kan untuk terus membangkitkan bakat menulis di kalangan pelajar. Waw, menulis? Masihkah budaya itu tumbuh di kalangan pelajar?

Di tengah-tengah persiapan penerbitan “Kirana”, majalah sekolah SMAN 5 Bogor, Adam Renaldi Devantara, Wakil Ketua Ekskul Jurnalistik SMAN 5 Bogor mengungkapkan pela­jar harus tetap berusaha melatih diri dengan menulis meski kenyata­annya banyak di kalangan pelajar yang sudah mulai luntur kebiasaannya menulis. “Banyak faktor yang mempengaruhi minat se­seorang untuk menulis, salah satu yang paling kuat yaitu kemauan orang tersebut,” ungkap Adam. Menurutnya, semua orang pasti bisa menulis tetapi hanya beberapa yang melaku­kan hal menulis tersebut, banyak hal yang me­nyebabkan kemalasan ini diantaranya yaitu banyaknya tugas dari sekolah, terlalu sibuk ber­main, dan karena adanyateknologi canggih seka­rang ini dapat menyebab­kan mengurangi kemau­an untuk menulis karena teknologi tersebut telah mengubah cara menulis mereka. “Contohnya sa­ling berkirim pesan le­wat ponsel, itu memang menulis tetapi hanya menulis sesuatu yang singkat, dan bahkan kadang tidak penting sekali, salah menang­gapi komunikasi,” ujar siswa kelas XII IPS C itu.

Kondisi itu juga dike­luhkan oleh Salma Yumna Mufidah. Siswi kelas XI IPA B itu mengungkapkan perlunya wa­hana positif bagi pelajar dalam membentuk ke­biasaan menulis dan mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain itu, juga butuh referensi yang cukup. “Kadang per­pustakaan di sekolah pun menjadi tempat yang jarang dikunjungi, padahal dengan mulai membaca novel saja telah bisa mebuat kita untuk mulai menulis. Hal yang lain yang membuat malas menu­lis yaitu kurangnya referensi,” ujar Salma. Ia menuturkan, hal ini seharusnya bukan dijadikan alasan, karena search engine telah banyak sekarang, dan hasilnya pun tidak sedikit. Sebab itulah, ia bersama kawan-kawannya tetap menjaga semangat menulis di kalangan pelajar.

Salma bahkan sangat menginginkan berb­agai jurnalis pelajar untuk bersatu dan bersama berbagi ilmu dan pengalaman, saling memban­gun dan bekerjasama. Menurutnya, jurnalis­tik pelajar seperti Bullets dari SMAN 1 Bogor, Triplex dari SMAN 3 Bogor, Warna dari MAN 1 Bogor, GA­JAMANS dari MAN 2 Bogor, Pena Merah dari SMA Rimba Madya, hingga Ju­rnal Community On School atau yang biasa dise­but JCOS9 dan lain-lain. “Saya berharap semua bisa bersatu dan ber­sama membangun du­nia kepenulisan di kalangan pelajar,” harapnya.

Saat ini majalah Kirana dari SMAN 5 Bogor juga akan segera diterbitkan. Menyambut pener­bitan majalah itu, anggota baru jurnalis pelajar SMAN 5 Bogor, Meli Andriani mengungkapkan ketertarikannya di dunia menulis. “Menulis itu menambah wawasan dan menyalurkan bakat,” ujar gadis kelahiran Sumedang, 18 Mei 2000 ini. Hal senada diungkapkan Safarina Nurma­la. Pelajar X-D ini memilih bergabung denganekskul jurnalistik di SMAN 5 Bogor karena bisa belajar menuturkan sesuatu dengan baik me­lalui pemberitaan. “Jadi kami bisa belajar me­nuturkan seperti membuat berita,” ujarnya. Semangat itu juga diutarakan oleh Sabilla Fitri Handayani yang melihat dunia jurnalistik sebagaidunia cerita dan ekspresi pelajar. “Se­bagai pelajar, kita harus memiliki wadah untuk berekspresi dengan positif,” ucap sisiwi kela­hiran Mataram, 5 Januari 2000 ini. Para siswa dan siswi ini berharap agar majalah sekolah bisa maju bersama sebagai kegiatan positif di kalangan pelajar. (*)

============================================================
============================================================
============================================================