- Imam Zarkasyi pendiri pondok Daarussalam gontor perÂnah berkata: “Dalam berjuang kita perlu berkorban baik bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan (harta, tenaga, pikiran, dan kalau perlu dengan nyawa juga). Maka untuk mencapai sebuah cita-cita yang tinggi yaitu mengÂgapai ridha Allah, Islam datang untuk menciptakan sebuah umat dan masyarakat yang saling menÂcintai satu sama lainnya serta rela dan berani berkorban baik denÂgan harta, tenaga, pikiran, waktu atau pun dengan nyawa sekalian, inilah maksud dan tujuan dari riÂsalah ajaran Islam.
Ketiga: Adanya pemimpin yang baik, mengabdi dan meÂlayani masyarakat, bukan peÂmimpin yang zalim, dan korup. Sebagaimana dicontohkan oleh khalifah pertama Abu Bakar AsÂsidiq ketika mengemban amanat menjadi seorang khalifah, beliau masih tetap berdagang pakaian, maka ketika beliau bertemu danÂgan Umar bin khatab, kemudian umar menyampaikan bahwa Abu Bakar sudah meniggalkan keÂwajibannya melayani kaum musÂlimin, karena disibukkan dengan dagangannya, kalau saja seekor kuda terjatuh di Irak Allah akan meminta pertanggung jawabanÂmu. lalu Abu Bakar berkata :â€kaÂlau aku tidak berdagang siapa yang akan memberi makan anak dan istrikuâ€. Kemudian Umar menjawab :†kaum muslimin yang akan memberi makan merÂekaâ€, Abu Bakar berkata “siapa yang akan mengatakan hal ini keÂpada kaum muslimin†“akuâ€yang akan mengatakannya kata Umar, kemudian Umar mengumpulkan kaum muslimin lalu Abu Bakar berkhutbah: “Dulu aku bekerja dan berniaga untuk menafkahi anak istriku sekarang aku bekerÂja untuk kemashlahatan kalian, maka berikanlah aku dari baitul maal, dan kaum muslimin pada saat itu mengatakan kami ridhai sebagaimana Rasulullah SAW meridhainya. Dan ketika beliau akan mendekati kematian beliau berkata kepada putrinya: “Wahai Aisyah aku pernah meminjam ketel dan jaket dari baitul maal, maka kembalikanlah itu semua ke baitu maalâ€.
KHUTBAH KEDUA
Alhamdulillahiladzi arsalarosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘aladdinikullihi walaukarihal musrikun. AsyahdÂualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu warosuÂlahu. Allohuma solli’ala muhamÂmadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in. Ya ayyuhaladzi naamaÂnu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.
Saudara-saudara kaum musÂlimin jama’ah jum’at yang dimuÂliakan Allah SWT.
Islam yang hanif ini datang untuk membentuk masyarakat yang bermartabat dan menjadiÂkan pemimpinnya mengabdi keÂpada masyarakatnya dan melayÂani segala kebutuhannya sesuai dengan batas-batas yang diajarÂkan Islam. Pemimpin yang dapat menegakkan keadilan adalah contoh pemimpin yang mampu membimbing masyarakatnya di atas dasar keimanan, yang saling mencintai satu sama lainnya dan juga pemimpin yang bertangÂgung jawab kepada masyarakatÂnya dan juga di hadapan Allah SWT, karena Islam datang bukan hanya untuk kesejahteraan satu umat saja namun Islam datang untuk kemaslahatan seluruh maÂnusia di muka bumi ini.
Allaahumma sholli ‘alaa MuÂhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin
Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat.
Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.
Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasaÂnah waqina adzabannar. Walhamdulillahirobbil’alamin.
Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun
Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrulÂlohiakbar. (*)