JAKARTA, Today – Pemain serba bisa Persib, Tony Sucipto menilai sepak bola Indonesia belumlah merdeka layaknya negara Indonesia yang saat ini merayakan hari kemerdekaannya ke-70.
Sebagai pelaku langsung di lapanÂgan, dia merasa terjajah dengan kondiÂsi vakumnya kompetisi domestik.
“Sebagai pemain merasa belum sepenuhnya kita merdeka, karena enggak ada kompetisi, kepastian juga belum, jadi kita dari sepak bolanya belum sepenuhnya merdeka,†ucap Tony di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung.
Intinya kalau sekarang sepak bola belum ada kemerdekaan buat peÂmain, yang lain-lainnya pastinya udah.
Meski begitu, Tony mengajak seÂluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga kemerdekaan bangsa ini, agar jangan sampai mengalami benÂtuk penjajahan lagi dalam bentuk apapun.
“Kita harus bisa menjaga keÂmerdekaan yang sudah 70 tahun diÂperjuangkan oleh pendahulu-pendaÂhulu. Kita penerususnya tentu harus menjaga,†tegasnya.
Salah satu contohnya, Tony meÂnyerukan agar masyarakat Indonesia bisa menjaga warisan-warisan sejaÂrah perjuangan Indonesia dalam benÂtuk fisik, seperti tempat bersejarah.
Dengan begitu, sambung dia, seÂluruh warga bisa tetap mengingat beÂtapa sulitnya meraih kemerdekaan.
“Seperti menjaga semua tempat-tempat bersejarah, supaya kita bisa mengingatkan untuk bisa flash back 70 tahun lalu. Contohnya kalau dulu temÂpat bersejarah waktu di Surabaya monÂumen Tugu Pahlawan,†pungkasnya.
Sementara itu, Pelatih Persepam Madura Utama Jaya Hartono berÂharap agar peringatan kemerdekaan RI ke-70 bisa menjadi momen keÂbangkitan sepakbola nasional yang saat ini sedang terpuruk akibat kisÂruh PSSI dengan kementerian pemuÂda dan olahraga (Kemenpora).
Saat ini persepakbolaan IndoneÂsia berada di titik terendah akibat perseteruan yang berujung kepada jatuhnya sanksi FIFA tersebut. Jaya berharap agar konflik segera usai, dan iklim persepakbolaan nasional kembali seperti sedia kala.
“Terima kasih untuk para pejuang terdahulu, karena beliau-beliau iniÂlah negara kita bisa menjadi besar. Berkat perjuangan, dan pengorbanÂan mereka, kita bisa seperti ini,†ujar Jaya kepada Goal Indonesia.
“Semoga sepakbola bisa kembali normal kembali, dan kita bisa bekerÂja sebagai pelatih ataupun sebagai pemain untuk anak-anak. Ini haraÂpan kita bersama.â€
Harapan senada juga diungkapkan Qischil Gandrum Minny. Penyerang Persepam itu berharap, peringatan hari kemerdekaan menjadi titik tolak kebangkitan sepakbola Indonesia.
“Dari pemain hanya berharap semua jadi normal, dan kita bisa berkarier lagi sesuai dengan profesi kita saat ini, serta mampu memberiÂkan prestasi buat individu dan tim. Semoga ini menjadi titik balik untuk semua yang menginginkan sepakÂbola Indonesia lebih maju,†urai QisÂchil.
(Imam/net)