MAKKAH — Ada ada pemandangan berbeda di Kabah. Area di sekeliling kabah dihalangi pemÂbatas merah sehingga jamaah yang sedang thawaf tidak bisa menyentuhnya.
Saat itu, 30 Agustus 2015, waktu sudah leÂwat tengah malam. Karena blokade itu jamaah tidak bisa menunaikan salat sunah di Hijr IsÂmail, namun masih tetap bisa mencium Hajar Aswad.
Kiswah kabah tampak sedang digulung, sekitar 3 meter dari lantai marmer sudah terlihat batu-batu penyusun bangunan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu. Sementara di atasnya terlihat kain putih penutup kabah, baru setelahnya kiswah kabah yang berwarna hitam.
“Hal ini dilakukan agar Kiswah tetap bersih seiring dengan makin banyaknya jamaah haji yang mau memegangnya berharap berkah dan bahkan ada yang mengguntingnya untuk dibawa pulang,†tutur Direktur Pembuatan Kain Kiswah Muhammad Bin Abdullah Bajoudah sepÂerti dikutip dari Saudi Gazetta yang terbit kemarin.
Pada hari-hari sebelum kiswah diguÂlung memang banyak jemaah yang meÂmegang, meraba, bahkan sampai merÂatap di di situ. Kiswah Kabah terbuat dari sutra dan kaligrafinya dijahit dengan benang emas yang mempunyai nilai ekoÂnomi hingga miliaran rupiah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya kiswah kabah akan diganti secara keseluÂruhan pada puncak musim haji. Ketika itu ibadah haji terfokus di Arafah dan Mina sehingga situasi Masjidil Haram.
Indonesia yang diwakili oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memÂperoleh kehormatan dengan diberi kesÂempatan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk ikut menyulam Kiswah KaÂbah yang akan dipasang pada 9 Dzulhijjah 1436H atau musim haji tahun ini.
(Alfian Mujani)