Menggugurkan kandungan atau aborsi masih marak terjadi. Aborsi, selain berbahaya bagi kesehatan sang ibu, juga berdampak secara psikis dan bersifat permanen.
Oleh : LATIFA FITRIA
[email protected]
Aborsi merupakan tinÂdakan yang ilegal di beÂberapa sistem hukum negara. Walaupun obat untuk aborsi dengan mudah bisa didapatkan. Pasalnya, aborsi merupakan praktek medis dengan resiko tinggi yang bila diÂlakukan secara ilegal bisa berakibat kematian.
Selain itu, aborsi yang dilakukan sendiri secara sadar olah wanita hamil bisa berdampak psikologis permanen. Tidak jarang wanita yang usai menjalani aborsi mengalami depresi. “Banyak alasan yang meÂlatarbelakangi seseorang memilih jalan aborsi. Dampak psikologis yang ditimbulkan bisa menghantui seumur hidup. Kalau tidak kuat bisa sampai terkena gangguan jiwa,†kata Dokter Psikologi Lahargo Kembaren SpKJ.
“Bisa jadi karena kehadiran bayi tersebut diluar pernikahan, masalah ekonomi, ataupun masalah kesehatÂan ibu. Apapun alasannya, setelah melakukan aborsi wanita pasti menÂgalami perubahan tak hanya segi fisik namun juga secara psikis. Usaha yang gagal untuk menginduksi sepÂerti aborsi juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada janin,†lanjutnya.
Meskipun demikian, masih kata dia, saat ini cukup umum di mana aborsi adalah ilegal atau tidak terseÂdia, tapi itu tidak terjadi di negara-negara maju juga. Wanita yang melakukan aborsi akan mengalami permasalahan dalam hal psikologis seperti di atas, baik yang melakuÂkannya engan keinginan sendiri maupun karena alasan medis.
“Wanita yang baru melakukan aborsi memerlukan dukungan morÂal dan juga dampingan. Mereka tak bisa dibiarkan sendiri karena buÂkan tak mungkin pikiran buruk dan depresi bisa berujung pada hal yang tidak diinginkan seperti bunuh diri.
> Berikut adalah beberapa efek buruk aborsi terhadap kesehatan mental wanita yang melakukannya :
Rasa bersalah
Wanita yang melakukan aborsi pasti mengalami rasa bersalah, baik itu aborsi yang dilakukan tanpa alasan ataupun aborsi karena alasan kesehatan. Bagi wanita yang melakukan aborsi dengan keputusannya sendiri akan merasa berÂsalah karena merasa telah membunuh janin dan tidak memberinya kesempatan hidup. Selain itu bagi wanita yang dihaÂruskan aborsi karena masalah kesehatan bisa jadi merasa bersalah karena tak bisa mempertahankan bayinya atau mulai mempertanyakan apakah keputusannya tersebut tepat.
Kemarahan dan penyesalan
Seorang wanita harus memiliki menÂtal yang kuat ketika mengambil kepuÂtusan untuk aborsi, tetapi terkadang kekuatan ini bisa berubah menjadi keÂmarahan dan rasa penyesalan nantinya. Kemarahan bisa ditujukan pada dirinya sendiri atau orang yang dianggap meÂnyebabkan aborsi tersebut, dia juga akan merasakan penyesalan setelah melakuÂkan aborsi tersebut.