Untitled-5Menggugurkan kandungan atau aborsi masih marak terjadi. Aborsi, selain berbahaya bagi kesehatan sang ibu, juga berdampak secara psikis dan bersifat permanen.

Oleh : LATIFA FITRIA
[email protected]

Aborsi merupakan tin­dakan yang ilegal di be­berapa sistem hukum negara. Walaupun obat untuk aborsi dengan mudah bisa didapatkan. Pasalnya, aborsi merupakan praktek medis dengan resiko tinggi yang bila di­lakukan secara ilegal bisa berakibat kematian.

Selain itu, aborsi yang dilakukan sendiri secara sadar olah wanita hamil bisa berdampak psikologis permanen. Tidak jarang wanita yang usai menjalani aborsi mengalami depresi. “Banyak alasan yang me­latarbelakangi seseorang memilih jalan aborsi. Dampak psikologis yang ditimbulkan bisa menghantui seumur hidup. Kalau tidak kuat bisa sampai terkena gangguan jiwa,” kata Dokter Psikologi Lahargo Kembaren SpKJ.

“Bisa jadi karena kehadiran bayi tersebut diluar pernikahan, masalah ekonomi, ataupun masalah kesehat­an ibu. Apapun alasannya, setelah melakukan aborsi wanita pasti men­galami perubahan tak hanya segi fisik namun juga secara psikis. Usaha yang gagal untuk menginduksi sep­erti aborsi juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada janin,” lanjutnya.

BACA JUGA :  Kontrol Kadar Kolesterol usai Lebaran dengan 5 Makanan Murah Ini

Meskipun demikian, masih kata dia, saat ini cukup umum di mana aborsi adalah ilegal atau tidak terse­dia, tapi itu tidak terjadi di negara-negara maju juga. Wanita yang melakukan aborsi akan mengalami permasalahan dalam hal psikologis seperti di atas, baik yang melaku­kannya engan keinginan sendiri maupun karena alasan medis.

“Wanita yang baru melakukan aborsi memerlukan dukungan mor­al dan juga dampingan. Mereka tak bisa dibiarkan sendiri karena bu­kan tak mungkin pikiran buruk dan depresi bisa berujung pada hal yang tidak diinginkan seperti bunuh diri.

> Berikut adalah beberapa efek buruk aborsi terhadap kesehatan mental wanita yang melakukannya :

Rasa bersalah

Wanita yang melakukan aborsi pasti mengalami rasa bersalah, baik itu aborsi yang dilakukan tanpa alasan ataupun aborsi karena alasan kesehatan. Bagi wanita yang melakukan aborsi dengan keputusannya sendiri akan merasa ber­salah karena merasa telah membunuh janin dan tidak memberinya kesempatan hidup. Selain itu bagi wanita yang diha­ruskan aborsi karena masalah kesehatan bisa jadi merasa bersalah karena tak bisa mempertahankan bayinya atau mulai mempertanyakan apakah keputusannya tersebut tepat.

BACA JUGA :  Wajib Tahu! Ini Dia Minuman Pereda Asam Lambung yang Bisa Dicoba di Rumah

Kemarahan dan penyesalan

Seorang wanita harus memiliki men­tal yang kuat ketika mengambil kepu­tusan untuk aborsi, tetapi terkadang kekuatan ini bisa berubah menjadi ke­marahan dan rasa penyesalan nantinya. Kemarahan bisa ditujukan pada dirinya sendiri atau orang yang dianggap me­nyebabkan aborsi tersebut, dia juga akan merasakan penyesalan setelah melaku­kan aborsi tersebut.

Kehilangan

Rasa kehilangan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh keadaan emosi ses­eorang dan cara pandangnya terhadap bayi yang sudah diaborsinya. Walaupun begitu, rasa kehilangan tentunya akan muncul pada pikiran wanita yang sudah melakukan aborsi terutama bagi mereka yang menganggap janin tersebut sudah seperti bayi.

Depresi

Wanita yang sedang hamil dan berharap memiliki bayi, namun pada akhirnya harus melakukan aborsi un­tuk masalah kesehatan tentunya bisa merasakan depresi karena kehilangan bayinya. Di beberapa kasus, depresi bisa sangat parah dan bisa berujung pada pikiran untuk bunuh diri. Aborsi secara emosional dan psikologis bisa membuat wanita terus-menerus memikirkan hal yang buruk. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================