BOGOR, TODAYÂ – Merasa tidak diperhatiÂkan pemerintah Kota Bogor, Yayasan PerÂjuangan 1945 selaku pegelola museum, menyerahkan pemeliharaan museum yang terletak di Jalan Merdeka itu kepada Pemerintah Kabupaten Bogor.
Ketua Yayasan Perjuangan 1945, MarÂjono mengungkapkan, selain masalah pemeliharaan, dalam museum yang berdiri sejak tahun 1957 itu juga berisikan tentang pejuang kemerdekaan yang berÂasal dari Kabupaten Bogor.
“Kan dulu cuma ada Kabupaten BoÂgor. Sebelum akhirnya mekar menjadi Kota Bogor. Pahlawan seperti Mayor OkÂing, KH Sholeh Iskandar itu berasal dari Kabupaten Bogor,†ujar Marjono keÂpada Bogor Today di Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor, Senin (7/9/2015).
Marjono juga mengeluhkan sikap Pemkot Bogor yang sebenarnya enggan menyerahkan museum itu. Namun, kata dia, setelah penyerahan sempat ditangÂguhkan, pemkot masih saja tidak peduli dengan museum itu.
“Sejak saya ditunjuk pada tahun 2003 lalu, museum itu dalam kondisi parah. Plafon rusak, ada tunggakan pembayaran telepon, listrik juga mati. Nah yang memÂbayar semuanya juga bukan pemkot. Tapi pakai uang saya sendiri,†lanjut Marjono.
Marjono melanjutkan, Museum PerÂjuangan itu kini berada diatas tanah hibah dan masih ada kekhawatiran dibenaknya jika tanah itu suatu hari diminta kembali oleh ahli waris.
“Kalau sampai terjadi seperti itu, kan masih ada aset Pemkab Bogor di Jalan Veteran yang dulunya bekas pendopo bupati. Nah disana nanti bisa digunakan sebagai lokasi baru Museum Perjuangan dengan nama Gedung Perjuangan,†tamÂbahnya.
Ia menjelaskan, di dalam Museum PerÂjuangan terdapat lebih dari 200 senjata dan kendaraan yang digunakan dalam perang kemerdekaan. Museum itu juga memiliki pegawai sebanyak tujuh orang.
“Ada tujuh. Mereka sih bukan karyÂawan, tapi sukarelawan. Mereka dibayar silahkan tidak juga tidak apa-apa. Tapi kan merek juga perlu makan dong,†keÂluhnya.
Ditempat yang sama, Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten BoÂgor, Ferry Adnan mengungkapkan jika Museum Perjuangan sangat tematis dan kontennya didominasi oleh pelaku sejaÂrah dari Kabupaten Bogor.
“Kira-kira 70 persennya itu berasal dari Kabupaten Bogor. Bukan Cuma pejuang yang namanya dijadikan nama jalan di Kota Bogor, tapi nama Margonda yang kini jadi jalan utama Bogor-Depok- Jakarta itu adalah pejuang yang berasal dari Rumpin,†ujar Ferry.
Dengan diserahkannya museum perÂjuangan, Ferry tidak merasa keberatan dan ia mengaku sudah berkonsultasi denÂgan Bupati Bogor, Nurhayanti dan telah mengizinkan serta siap mengelola museÂum yang berada di belakang Pusat Grosir Bogor (PGB) itu.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Adang Suptandar mengungkapkan jika Pemkab melakukan pembahasan dengan pihak Kantor Arsip dan Perpustakaan mengenai ambil alih Museum Perjuangan.
“Ya kami membahas dulu bersama dinas-dinas terkait termasuk membahas status aset dan status pengelolaannya,†singkatnya.
(Rishad Noviansyah)