Bank-Tabungan-Negara_-BTNJAKARTA, Today – Menteri Dalam Negeri Republik Indo­nesia Tjahjo Kumolo mengaku, pernah ditemui beberapa pet­inggi pejabat perbankan be­sar, untuk meminta dukungan guna rencana mengambil alih PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Menurutnya, saat BTN tengah naik daun, ada dua pimpinan bank besar mengun­dang dia makan. Tujuannya tidak lain adalah meminta agar diizinkan untuk mengambil BTN.

“Ini mau ada masalah apa kok saya diundang makan, karena 25 tahun anggota DPR tidak punya rekening di bank. Dua bank ini melobi saya, ingin mengambil BTN dengan berba­gai alasan,” jelas Tjahjo.

Bahkan, dia mengatakan banyak perbankan yang mu­lai melirik untuk mengakui­sisi atau merger dengan bank tersebut. “Yang beralasan mau diperbaharui menjadi model seperti di Singapura lah dan Amerika maupun permintaan dilebur dengan bank lain,” je­las dia.

Kendati mendapatkan banyak tekanan, namun per­bankan yang bersegmentasi terbesar ke kredit peruma­han ini masih bisa bertahan dalam performa yang bagus. Sehingga, tidak heran ban­yak perbankan besar yang berminat untuk mengakui­sisi bank ini.

“Permintaan rencana BTN ini diakuisisi atau dimergerkan saja, tetapi perbincangan kita dengan teman-teman perban­kan dan pemerintah. Bahwa BTN Ini perlu dipertahankan, apalagi dengan program satu juta rumah ini jadi prestise ber­sama di 2015-2016,” tandasnya.

BACA JUGA :  Punya Nangka Muda di Rumah? Mending Dibuat Ini

BTN Ajak Dapen

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. bakal menga­jak Dana Pensiun BTN dalam mendirikan anak perusahaan baru yang berbentuk perusa­haan asuransi jiwa. Direktur Utama BTN Maryono menutur­kan selain dapen, perseroan juga menggandeng PT Asur­ansi Jasindo (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan ini.

Nantinya, anak perusahaan ini berupa perusahaan baru, bukan perusahaan asuransi yang diakuisi oleh BTN dan Jasindo. “Dalam pendirian pe­rusahaan asuransi jiwa ini kami ajak dapen juga. Kami proyek­sikan tahun ini bisa rampung prosesnya,” katanya, Selasa (8/9/2015).

Maryono menjelaskan saat ini BTN dan Jasindo sedang membahas besaran saham yang akan dimiliki masing-masing perusahaan. Kendati belum diputuskan, dirinya memas­tikan bahwa emiten berkode saham BBTN ini akan menjadi pemegang saham mayoritas.

Nantinya, ketiganya akan menjadi pemegang saham di perusahaan asuransi baru ini. Adapun terkait modal yang akan disuntikkan, Maryono menyatakan akan memberikan modal minimal Rp100 miliar atau sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 81/2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP No. 73/1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Per­asuransian, di mana diatur perusahaan asuransi harus me­miliki modal minimal Rp100 miliar per 31 Desember 2014. “Modalnya sekitar Rp100 mil­iar ke atas,” ucapnya.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Thomas Cup dan Uber Cup 2024, Berikut Pembagian Grup

Mantan Direktur Utama PT Bank Mutiara Tbk tersebut me­nuturkan pihaknya berminat mendirikan perusahaan asur­ansi jiwa karena bisnis ini ban­yak terkait dengan pemberian KPR. Seperti diketahui, KPR merupakan bisnis utama dari perseroan.

Selain itu, pendirian anak usaha baru tersebut diharap­kan dapat meningkatkan pen­dapatan non bunga (fee based income) perseroan. Per Juni 2015 pendapatan non bunga BTN tercatat senilai Rp527 mil­iar atau tumbuh 35,05% secara tahunan dibandingkan Juni ta­hun sebelumnya yang senilai Rp390 miliar.

Saat ini, BTN belum men­dapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan pendirian anak usaha barunya ini. “Belum masuk ke sana . Tapi, kami harapkan sece­patnya dapat izin,” kata Mar­yono.

(OKZ/BIS/Apri)

============================================================
============================================================
============================================================