Untitled-8Banyak yang masih salah kaprah dalam memahami antara Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Oleh : LATIFA FITRIA
[email protected]

Banyak yang mengira bah­wa HIV dan AIDS adalah dua hal yang sama atau sebagai satu kesatuan. Human Immunodeficien­cy Virus (HIV) menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah pu­tih, yang bernama sel CD4, sehingga bisa merusak kekebalan tubuh. Aki­batnya, manusia tidak dapat bertah­an dari gangguan penyakit, sekalipun itu penyakit ringan. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) send­iri merupakan dampak atau efek dari perkembangan virus HIV.

Banyak yang berpendapat, jika seseorang terkena virus HIV sudah pasti AIDS, padahal ini mitos. Fak­tanya, penderita HIV membutuhkan waktu yang cukup lama untuk men­gidap AIDS. Bahkan berbilang tahun untuk menjadi penderita AIDS me­matikan.

Human Immunodeficiency Virus (HIV)

HIV adalah nama virus yang me­nyerang kekebalan tubuh. Dalam tu­buh kita ada system kekebalan tubuh yang terdiri dari sel-sel, diantaranya adalah sel-T yang tugasnya memer­angi kuman dan infeksi.

Ketika virus HIV masuk ke dalam tubuh kita, virus itu akan menyerang sel-T dan masuk disana, sembunyi tanpa diketahui untuk berapa lama. Karena itu orang yang darahnya su­dah terinfeksi HIV bisa nampak se­hat, namun telah menjadi sumber penularan bagi orang lain.

Pada suatu saat HIV akan mem­perbanyak diri dan mulai merusak sel-T. Maka pada saat inilah system pertahanan tubuh kita lemah dan ti­dak mampu memerangi kuman yang berada di sekitar tubuh kita.

Ketika virus HIV sudah ma­suk ke dalam tubuh kita pada awalnya tidak ada gejala-gejala khu­sus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi mengalami penyakit ringan sehari-hari seperti demam, flu atau diare. Selebihnya tidak ada gejala khusus.

BACA JUGA :  Simak Ini, Makanan Vegetarian yang Bisa Jadi Pengganti Asupan Ikan

Penderita HIV positif sering kali merasa sehat dan dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sesudah masaa itu, bisa diatas lima tahun atau lebih mulai muncul penyakit-penyakit bawaan akibat kekebalan tubuh menurun, seperti timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Pada saat inilah orang ini dikatakan positif AIDS atau sudah memasuki tahap AIDS.

Masa seseorng terinfeksi HIV hingga ke fase AIDS berbeda-beda, tergantung kepada gaya hidup dan asupan gizi yang masuk. Sebab virus HIV menyerang kekebalan tubuh, sehingga sakit ringan pada orang normal bisa sangat berbahaya pada penderita AIDS.

Bahayanya adalah jika seseorang tidak mengetahui ia menderita HIV. Begitu diketahui pada darahnya ada HIV, maka pada saat itu ia sudah san­gat potensial menularkan. Sayang­nya ia terlambat mengetahui ada HIV di tubuhnya sehingga setahun dua tahun kemudian dia sudah masuk ke fase AIDS dan akhirnya mening­gal. Ia tidak tahu sudah berapa lama vi­rus itu bersarang ditubuhnya. Bagaimana Mengenali Tubuh Yang Terinfeksi HIV

Cara untuk mengenali atau men­getahui apakah seseorang terinfeksi HIV adalah melalui tes darah, jadi tidak bisa mengira-ngira dari gejala yang muncul saja. Jika seseorang mengalami sariawan berulang-ulang atau diare tak berkesudahan bukan berarti ia positif AIDS sebelum di­lakukan pemeriksaan darah.

Kenyataan ini sekaligus meng­hapus mitos yang salah bahwa ber­hubungan seks dengan orang yang kelihatan sehat, bugar dan gagah ti­dak mungkin kena HIV/AIDS. Sekali lagi HIV tidak bisa dipandang secara kasat mata seperti itu. Harus dilaku­kan pemeriksaan darah.

Jika karena sesuatu hal kita hidup dengan resiko tinggi kena HIV, ada baiknya melakukanh pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali meski pada pemeriksaan terakhir hasilnya negatif.

BACA JUGA :  Semangka Bagus untuk Diet, Benarkah? Simak Ini

Siapakah yang berisiko tinggi kena HIV ?

  • Orang yang sering berganti-ganti pasangan seks tanpa me­makai pelindung.
  • Orang yang mendapatkan tran­fusi darah yang tercemar. Saat ini masalah donor darah sudah semakin diperketat untuk men­gantisipasi terjadinya hal ini.
    • Pemakai narkoba. HIV menu­lar melalui jarum suntik yang tidak steril dan dipakai secara bergantian. Biasanya ini terjadi pada pemakai narkoba yang enggan menggunakan jarum suntik sendiri-sendiri. Biasanya mereka memakai bergantian. Tak heran jika tingkat penu­laran HIV di Indonesia tertinggi kedua adalah melalui jarum suntik pemakai narkoba. Ibu hamil yang tertular HIV akan menularkan pada bayi yang dikandungnya.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Seorang penderita AIDS adalah ketika tubuhnya mulai tidak bisa menghalau kuman atau infeksi yang datang, meskipun hanya kuman atau infeksi ringan seperti flu. Orang yang tubuhnya terinfeksi HIV dan sudah memasuki tahap AIDS bisa meninggal hanya karena flu, radang paru-paru atau diare yang tidak ber­kesudahan. Hal ini karena kekebalan tubuhnya tidak lagi berfungsi untuk menekan kuman dan infeksi yang ada sehingga infeksinya bertambah parah dan akhirnya meninggal.

Karena itu penderita HIV di­anjurkan untuk menjalankan pola hidup sehat untuk menghindari gangguan kesehatan meski yang pal­ing ringan sekalipun. Demikian pula dengan anjuran makan makanan bergizi yang diharapkan bisa mem­perkuat tubuhnya. Karena biasanya penderita HIV seringkali mudah le­lah sehingga semakin mudah juga kuman dan infeksi masuk tubuhnya. Tapi kedua hal ini memang hanya proteksi agar seseorang bisa ber­tahan lama sebelum masuk ke AIDS. Sementara HIVnya sendiri tetap ada dan belum ada obatnya. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================