BOGOR, TODAYÂ – Lima peruÂsahaan di Kabupaten Bogor dipastikan gulung tikar sebagai imbas pelemahan ekonomi InÂdonesia belakangan ini.
Itu diungkapkan Kepala DiÂnas Sosial Ketanagakerjaan dan Transmigrasi (DinsosnakerÂtrans) Kabupaten Bogor, Yous Sudrajat jika lima perusahaan yang menghentikan produksi bergerak di sektor padat karya.
“Dari catatan kami, ada lima perusahaan menghentikan produksinya hampir semuanya bergerak di sektor padat karya, seperti garmen, lantaran tak sanggup menanggung beban produksi yang makin tinggi, karena hampir sebagian besar bahan bakunya diimpor yang pembeliannya menggunakan mata uang dollar,†ujar Yous.
Menurut Yous, terhentinya produksi di lima perusahaan itu secara otomatis jumlah angka penÂgangguran bertambah, selain itu, warga yang tinggal di sekitar areal pabrik pun terkena imbasnya.
“Ekonomi warga sekitar pabrik tergantung juga pada perusahaan, mereka banyak yang menjadi penjual makanÂan dan lain-lain. Nah, ketika perusahaan tutup, usaha merÂeka pun terancam gulung tikar, sebab mayoritas pembelinya adalah para karyawan atau buÂruh pabrik,†ungkapnya.
Yous memperkirakan banÂyak lagi perusahaan yang tuÂtup jika kondisi ekonomi tak kunjung membaik. “Itu yang kita khawatirkan, sebab suka atau tidak, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor, seÂdikit banyaknya ditopang oleh keberadaan perusahaan-peruÂsahaan,†tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kabupaten Bogor, Yani Hasan membenarkan sejak ekonomi terpuruk, laju investasi di Bumi Tegar BeriÂman mengalami perlambatan.
“Sejak Agustus, investasi yang masuk ke Bumi Tegar Beriman ini jauh dari target yang diharapÂkan, padahal kita sangat membuÂtuhkan peran investor,†jelasnya.
Menurut Yani, target retriÂbusi IMB pun diprediksi tak akan tercapai. “Padahal retriÂbusi izin ini menjadi salah satu sumber pendapatan asli daeÂrah (PAD). Kami hanya bisa berharap rupiah menguat, seÂhingga investor yang tadinya bersikap pasif, bisa secepatÂnya mengajukan permohonan izin, agar target PAD sebesar Rp 86 miliar yang dicanangÂkan itu tercapai,†pungkasÂnya.
(Rishad Noviansyah)