PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) resmi melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Senin (26/10/2015). MKNT menjadi anggota bursa ke-14 di tahun 2015 ini. Importir smartphone Cyrus itu berencana, hasil dana yang dihimpun dari IPO ini sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja tahun depan. Salah satunya membangun pabrik.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Direktur Utama MKNT, Jefri Junaedi, mengatakan, pembangunan pabrik telepon seluler di dalam negeri itu perseroan guna memenuhi aturan pemerintah terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen. Sekedar informasi, MKNT menjadi pemegang merek smartphone dan tablet dengan nama Cyrus. Mereka berperan selaku importir dan wholesaler atas produk-produk yang dijual. “Untuk pabrik tahun depan, sekitaran Jakarta. Ini untuk mengikuti peraturan TKDN. Ini dilakukan secara bertahap,†ujar Jefri, Senin (26/10/2015).
Menurut Jefri, luas pabrik nantinya akan didirikan di atas tanah 3.000 haktare dan berkapasitas sekitar 60.000 produk setiap bulan. Namun, mengenai investasÂinya saat ini masih dalam perÂhitungan.
“Belum bisa disebutkan, kami masih jajaki ini. KeÂmungkinan dananya dari belanja modal tahun depan dan bisa melakukan pinjaÂman perbankan atau obligasi, kami akan cari bunga yang terbaik,†ucap Jefri.
Perseroan mencatatkan saham di Bursa Efek IndoneÂsia sebanyak 200.000.000 lembar dengan harga penaÂwaran Rp200 per saham, dengan demikian dana yang diraup mencapai Rp40 milÂiar. Dana hasil IPO sekitar 70 persen untuk modal kerja serta pengadaan pasokan dan pembiayaan operasional, dan sisanya sebesar 30 persen unÂtuk melunasi sebagian utang perbankan.
Saat ini, Mitra Komunikasi Nusantara memiliki pusat layÂanan purna jual yang disebut Cyrus Care Center di 10 kota besar di Indonesia. SementaÂra itu, untuk retail outlet seÂbanyak 10 Cryrus Store yang menjual semua produk Cyrus di sembilan kota, termasuk di Kota Bogor.
Terpengaruh Dolar
Melemahnya nilai tukar rupiah atas dolar AS rupanya berpengaruh juga terhadap penjualan PT Mitra KomuniÂkasi Nusantara Tbk (MKNT). Hingga kini, angka penjualan emiten itu menurun sejauh 15 persen.
“Device turun di banding tahun lalu kira-kira 15 persen, tapi kami bisa cover di penÂjualan pulsa,†jelas Direktur Utama MKNT, Jefri Junaedi.
Ia mengakui, penjualan selama ini memang didomiÂnasi penjualan pulsa isi ulang seiring tingginya kebutuhan masyarakat akan fasilitas telÂekomunikasi. Pun semakin banyaknya pengguna interÂnet akan cenderung menjaga stabilitas penjualan voucher perseroan.
Berdasarkan penjualanÂnya, dari tahun ke tahun pihaknya mencatatkan penÂingkatan. Misalnya, pada taÂhun 2012, penjualan tercatat sebesar Rp 323,790 miliar. Untuk 2013, perusahaan menÂcatat Rp 485,56 miliar. Pada tahun 2014, penjualan tercatÂat sebesar Rp 637,84 miliar.
“Untuk empat bulan samÂpai 30 April 2015 penjualan isi pulsa mencapai 30 persen dari angka penjualan sepanÂjang 2014, yaitu Rp 195 milÂiar,†ujar Jefri.
Untuk penjualan perÂangkat elektronik, ia menÂgatakan saat ini masih diÂimpor langsung dari Cina. Untuk itulah penjualannya akan sangat bergantung pada stabilitas nilai tukar rupiah. “Penjualan samÂpai akhir tahun ini kami perkirakan masih akan menurun,bottom line ada kenaikan,†pungkasnya.
(KTN/REP/Apri)