SIDAK-SAPIBOGOR TODAY – Kunjungan kerja Anggota Komisi 3 DPRD Kabupat­en Bogor ke perusahaan pengge­mukan dan peternakan sapi di Kampung Tanggulun, Desa Cariu, Kecamatan Cariu beberapa waktu lalu belum ditindaklanjuti. Pada­hal, kunjungan yang dipimpin Sek­retaris Komisi 3, Eko Saeful Ramli beserta 4 anggota lainnya itu, telah menyatakan bahwa pihak mana­jemen perusahaan harus segera mendandani sistem pembuangan limbah kotoran sapi.

Kehadiran dewan ke perusa­haan penggemukan sapi ini karena ada keluhan dari warga sekitar. Warga mengeluhkan bau tak sedap yang dikeluarkan perusahaan itu. Warga pada 4 desa, yakni Desa Cariu, Kutamekar, Mekarwangi dan Sukajadi mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari kan­dang sapi.

“Sampai saat ini, bau yang dikeluhkan warga masih ada bah­kan semakin menyengat. Waktu kunjungan dewan, pihak perusa­haan mengatakan bersedia meng­hilangkan bau yang menyengat itu. Tapi sampai saat ini bau itu masih ada dan semakin menyengat,” kata Kepala Desa Cariu Achmad Sury­adi, Senin (26/10).

BACA JUGA :  Libur Lebaran 2024 di Bogor Aja, Sahira Hotel Siapkan Promo Spesial Plus Tiket Rekreasi

Selain bau tak sedap, warga juga mengeluhkan air Sungai Cib­eet yang menjadi satu-satunya sumber air bagi warga ikut terce­mar. Itu terlihat pada warna air yang berubah serta saat digunakan terasa gatal-gatal pada kulit.

Menurut Ojos sapaan akrab Achmad Suryadi, dengan kehadi­ran dewan ke lokasi perusahaan, warga Cariu berharap banyak. Namun hasilnya hingga kini masih seperti yang lalu yakni bau itu ma­sih ada. Sehingga kondisi ini pihak perusahaan terkesan melecehkan dewan karena usulan dewan un­tuk menghilangkan bau tidak te­realisasi. “Saya belum menerima informasi seputar hasil kunjungan dewan lalu” imbuhnya.

BACA JUGA :  Kecelakaan 2 Remaja Boncengan Motor di Polman Sulbar Tewas usai Tabrakan dengan Truk

Pada waktu kunjungan, lanjut Ojos salahsatu pimpinan perusa­haan, Reza meminta waktu 2 atau 3 hari kedepan untuk melakukan perbaikan. Pengusaha berjanji akan menghilangkan bau yang selama ini dikeluhkan warga. “Janjinya dua atau tiga hari akan dilakukan perbaikan tapi sampai sekarang tidak ada perubahan. De­wan saja tidak didengar pengusaha apalagi saya. Yang saya kwatirkan kalau warga yang melakukan aksi penutupan,” lanjut Ojos.

Sementara itu, Camat Cariu Didin Wahidin berharap ada peny­elesaian setelah kunjungan dewan. Menurut dia, selaku pimpinan wilayah, dirinya akan selalu men­dukung jika ada investor yang ber­investasi. Namun dengan catatan harus bisa bersosialisasi dengan lingkungan. “Selaku camat, saya berharap permasalahan ini men­emukan solusi,” pungkas Didin.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================