JAKARTA, TODAY — Pemerintahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) telah genap setahun pada 28 Oktber 2015 lalu. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, pemerintahan ini punya prestasi yang cukup membanggakan dalam hal menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Prestasi tersebut salah satunya menuÂrunkan volume impor Premium hingga 37% dari 378,5 ribu barel per hari menjadi 236 ribu barel per hari. Sementara realisasi Impor Solar turun 84% dari 121,3 ribu barel per hari menjadi hanya 20 ribu barel per hari.
“Itu data per November 2015. Penurunan ini berkat, selain konsumsi juga mengalami penurunan, juga disumbang oleh optimalisasi produksi dalam negeri. Sehingga kebutuhan impor bisa dikurangi,†kata Sudirman dalam pemaparan ‘Membangun Lanskap Baru SekÂtor ESDM 1 Tahun Capaian Kinerja KementÂerian ESDM’ di Hotel Dharmawangsa, Minggu (8/11/2015)
Di tahun ini pemerintah mengambil kepuÂtusan besar yakni mengambilalih kilang yang dikelola PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Langkah ini merupakan baÂgian dari optimalisasi infrastruktur di dalam negeri dalam penyediaan Bahan Bakar MinÂyak (BBM) nasional. “Berkat ketegasan pemerÂintah, kilang minyak TPPI diambil alih. SekaÂrang sudah berproduksi 80%,†tuturnya.
Selain di sektor produksi, pemerintah juga berhasil meningkatkan kapasitas penyimpanÂan BBM nasional. Hal ini sekaligus meningkatÂkan ketahanan energi nasional secara umum.
“Kapasitas tangki dari 4,6 juta kilo liter di 2014 naik 12% menjadi 5 juta kilo liter. SeÂhingga ketahanan stok BBM nasional juga naik 20% dari 24,3 hari di 2014 menjadi 29,3 hari di 2015. Itu baru sampai November. Kami yakin target sampai akhir tahun bisa tercapai ketahÂanan 30 hari,†katanya.
Ada Pihak Ketiga
Sudirman Said juga mengungkapkan ada pihak ketiga yang ikut campur di anak usaha PT Pertamina, yaitu Pertamina Energy TradÂing Limited (Petral), dalam pengadaan minyak dan BBM. Pihak ketiga ini mengatur tender dan memunculkan harga hasil perhitungan sendiri soal harga minyak dan BBM.
Siapakah pihak ketiga yang dimaksud Sudirman Said sesuai hasil audit forensik terÂhadap Petral? “Bisnis badan usaha, yang seÂlama ini disebut-sebut terus lah itu. Grup itu,†kata Sudirman Said memberikan klu saat ditÂanya siapa pihak ketiga di Petral.
Sudirman mengatakan pihaknya masih fokus pada anilisa hasil audit forensik Petral. Timnya masih mengkaji soal hasil audit ini diÂlanjutkan ke tahap proses hukum. “Setelah itu kita serahkan pada penegak hukum,†katanya.
Ia mengakui pihak ketiga yang dimaksud termasuk hebat karena dalam aktivitas bisnisÂnya bisa mempengaruhi urusan negara. “Nah itu hebatnya kan bagaimana mungkin bisnis bisa pengaruhi urusahan negara,†katanya.
Sudirman menambahkan bahwa PresÂiden Jokowi terus mendukung penegakan hukum pasca hasil audit forensik terhadap PeÂtral. “Sikap presiden konsisten sejak dulu bahÂwa apabila ada potensi pelanggaran hukum ya diserahkan pada penegak hukum,†katanya.
Sore ini, ia menyampaikan 3 poin dari haÂsil audit forensik terhadap Petral.
Pertama, terbukti, tercatat dalam berbagai dokumentasi Petral bahwa ada pihak ketiga yang ikut campur dalam proses pengadaan dan jual beli minyak mentah dan produksi BBM di Pertamina Energy Service Pte Ltd yang merupakan anak usaha Petral yang berÂtugas melakukan pengadaan impor minyak dan BBM.
“Ikut campurnya dari mulai mengatur tenÂder, memunculkan harga hasil perhitungan sendiri. Pihak ketiga ini bukanlah pemerintah, bukan manajemen Petral, bukan juga manajeÂmen Pertamina,†ungkap Sudirman Said.
Kedua, Sudirman Said mengungkapkan pihak ketiga berhasil mempengaruhi personÂal-personal di PES untuk memuluskan mengaÂtur tender dan harga.
Ketiga, akibat dari ikut campurnya piÂhak ketiga, Petral dan Pertamina tidak memÂperoleh harga terbaik ketika melakukan penÂgadan minyak maupun jual beli produk BBM.
Pada 13 Mei 2015, pemerintah melalui Kementerian BUMN bersama Kementerian BUMN, memutuskan untuk membubarkan Petral. Anak usaha Pertamina yang bertugas melakukan pengadaan impor minyak menÂtah dan BBM dan berbasis di Singapura ini, dianggap memberikan citra negatif di mata masyarakat.
Sebelumnya, Mantan Ketua Tim ReforÂmasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengungÂkapkan, bila audit telah selesai, mafia minyak dan BBM selama ini bermain di Petral akan terungkap.
(Alfian M|dtc)