Berbagai tantangan dan rintangan terus meng­hadang. Seperti badai yang tak henti menerjang biduk OXA yang dinakhodai Selamet setelah kem­bali ditinggalkan orang-orang yang dia percaya. ‘’Saya harus membenahi sistem keuangan yang dirusah sahabat saya sendiri. Juga mengurus pa­jak sendiri,’’ ujarnya.

Bukan hanya dibobol orang kepercayaannya, OXA juga sempat tidak mendapat proyek satu tahun penuh. Untuk membiayai operasional pe­rusahaan, Selamet pinjam ke saudata dan teman. ‘’Alhamdulillah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 perusahaan sudah kembali normal dan mendapat­kan proyek yang lumayan,’’ ujar Selamet.

Kini, perusahaan yang dibangun dengan uang Rp 26 juta plus modal nekat itu memiliki omset Rp 12 miliar pada tahun 2015. Jika perekonomian na­sional mulai membaik, Selamet optimistis omset tahun 2016 akan mengalami pertumbuhan. ‘’Ya paling tidak kita bisa bertahan dengan omset ta­hun 2015,’’ kata pria kelahiran Riau itu.

Meski kondisi ekonomi nasional belum pulih betul, OXA tak pernah sepi dengan pekerjaan. Ba­ru-baru ini, perusahaan milik Selamit ini mendapat kepercayaan dari Alam Sutera, salah satu perusa­haan properti milik The Ning King. OXA juga ma­sih dipercaya sejumlah perusahaan BUMN antara lain Pegadaian untuk mendesain ulang geray-ger­ay rumah gadai di beberapa daerah.

Yang menarik, Slamet juga memindahkan mar­kas OXA ke daerah Pamulang, dekat pusat pemer­intahan Kota Tangerang Selatan. ‘’Di Tangerang Selatan, perusahaan properti yang mebutuhkan jasa OXA masih sangat hidup. Beberapa pengem­bang masih aktif mengerjakan proyek apartee­men dan real estate. Ini menjadi berkah bagi us­aha kami,’’ pungkas Slamet.

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================