BOGOR, TODAY – Dewan Pendidikan (Wandik) Kota Bogor memberikan solusi untuk mendongÂkrak mutu pendidikan leÂwat pengembangan objek karya siswa.
Selama ini, sekolah merupakan rumah kedua bagi seorang pelajar denÂgan peranan sebagai partÂner dan pembimbing.
Banyak cara yang diÂlakukan lembaga pendidiÂkan untuk mencetak atauÂpun mendorong siswanya agar lebih berprestasi, salah satunya dengan memfasilitasi sebuah objek ciptaan murid.
Dewan Pendidikan pun menggelar workshop di Kantor Sekretariat Dewan Pendidikan, Jalan Julang, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
“Acara ini bertujuan memberikan wawasan serta arahan kepada para sekolah, terutama pimpinan SMK. DiÂmana kebanyakan dari murid mereka memang ditempa untuk menjadi enÂtrepreneur muda. Maka dari itu kami menggelar kegiatan ini,†jelas Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor, Apendi Arsyad.
Dosen Universitas Djuanda itu melanjutkan, dalam workshop ini. pihaknya juga mengundang perwakilan pimpinan dari sekolah menengah atas se-Kota Bogor, ditambah seorang narasumber sekaligus motivaÂtor muda Rizky Irawan.
“Karena melihat dari hasil selama ini, dirasa lulusan peÂlajar sekarang kurang berkaraÂkter. Entah apa yang memÂpengaruhi keadaan tersebut sehingga banyak dari mereka masih mencoba mencari jati diri ataupun arah kemana dirinya harus melangkah, beÂlum tahu mau berbuat apa,†tuturnya.
Dalam pembawaan materinya RizÂky mengatakan, bahwa kebanyakan konsep pengajaran di sekolah mengahÂruskan murid mengahafal pembelajaÂran, bukannya mengeksplorasinya.
“Padahal jika kita berani membeÂbaskan siswa untuk mendalami maÂteri pelajaran dengan gayanya sendiri, maka akan menghasilkan seorang ahli dalam satu bidang di masa depan buÂkan lulusan penghafal,†tandasnya.
Dalam workshop tersebut banyak guru dari berbagai sekolah SMA/SMK yang terlihat antusias dalam menyimak serta mencerna materi masukan pemÂbahasan dari narasumber, ataupun deÂwan pendidikan sendiri.
Kebanyakan guru kesulitan mengerti serta memahami kondisi peÂnyebab tingkah laku para siswanya, lantaran memang itu dipengaruhi dari banyak faktor, mulai dari lingkungan, keluarga, pribadi, hingga mindset si anak terhadap kehidupannya.
“Maka dari itu kita sebagai inÂstansi pendidikan sudah seharusnya mengerti kondisi si anak sendiri. Dengan cara pendekatan individual, karena cara itu bisa dinilai ampuh, karena bersentuhan langsung denÂgan murid, ditambah masukan nilai agama, serta edukasi moral lainnya. Maka niscaya siswa tersebut akan lebih berkarakter dari sebelumnya,†ucap Rizky.
(Latifa Fitria)