ismet-ali-1

Ismet Ali
Master Coach Soft Skills

Ketika kampanye pilka­da dimulai, maka raky­atpun akan disajikan berbagai atraksi calon kepala daerah. Dua hal yang tampak jelas adalah ambisi dan oportunis.

Ambisi bisa bernilai positif bisa juga negatif. Ia menjadi nega­tif bila ambisi di­lakukan dengan menghalalkan segala cara. Sedangkan opor­tunis gampang kita kenali melalui dua hal. Pertama, Si­fatnya selalu memilih yang “menyenangkan” dan “meng­hindari resiko”. Umumnya, oportunis berprinsip “selalu berpihak pada yang menang”. Kemenangan yang lebih dido­rong oleh kebenaran duniawi. Kebenaran hakiki berdasarkan nilai spiritual tidak penting bagi oportunis.

Kedua, Senang menjadi pusat perhatian. Hal ini sering terjadi pada selebriti yang menjadi calon kepala daerah. Mere­ka sering memaksakan keinginannya. Bah­kan berani melaku­kan perubahan sebelum mema­hami gambaran besar masalahnya. Calon ini selalu mengklaim setiap prestasi, tetapi cend­erung menghindar tang­gung jawab dengan mendele­gasikan pekerjaan kepada orang lain. Mudah menjadi sedih bila disalahkan. Tetapi memusuhi orang yang berani menunjukkan kesalahannya.

BACA JUGA :  Durhaka! Anak di Makassar Tega Aniaya Ibu Kandung, Ancam Akan Bakar Rumah

Agar kita bisa membedakan oportunisme dengan ambisi positif, maka kita perlu menge­nali ciri-ciri ambisi positif terse­but. Pertama, Memiliki Intele­gensia. Calon pemimpin yang memiliki intelegensia biasanya menampilkan ambisi positif. Dengan intelegensia ia bisa melihat gambaran besar dari setiap masalah yang dihadapi. Walaupun ia belum berpengala­man tentang suatu masalah, tapi dengan intelengensi ia akan cerdas mencari orang yang ahli dibidang tersebut. Mereka mau mendengarkan dan menerapkan nasihat yang diberikan para ahli untuk mengatasi masalahnya.

BACA JUGA :  Wajib Tahu! Ini Dia 6 Manfaat Vitamin K untuk Tubuh

Kedua, Memiliki integritas. Calon pemimpin yang memiliki ambisi positif akan memiliki integritas (kesatuan pemiki­ran, perkataan dan perbuatan). Mereka tidak menyerah karena pertimbangan perasaan atau­pun hutang budi dengan orang lain. Mereka mampu menjelas­kan tujuan ambisi yang sedang diperjuangkannya adalah benar secara hakiki. Artinya ambisinya diakui kebenarannya baik secara logika dan sistem nilai masyara­kat.

Jika Indonesia ingin lebih maju, pilihlah pemimpin ke­pala daerah yang memiliki am­bisi positif. Hindari memilih pemimpin oportunis dengan melihat rekam jejaknya. Memilih pemimpin adalah memilih masa depan kita. (*)

============================================================
============================================================
============================================================