BOGOR, TODAY — Rumitnya penerbitan izin dan pembuatan analisa mengenai dampak lingÂkungan (AMDAL) untuk memÂbangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) menjadi salah satu penghambat program konversi bahan bakar minÂyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) di Indonesia.
Direktur Jenderal MinÂyak dan Gas Bumi (MiÂgas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan kondisi tersebut diperÂparah dengan masih mahalnya perangkat converter kit. “Ini hamÂbatan yang signifikan. Izin dari Pemerintah Daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup,†ujar Wiratmaja di Jakarta, Senin (16/11/2015).
Meski masih menemui banyak kendala, WiratÂmaja memastikan pemerÂintah berkomitmen akan terus melanÂjutkan program konversi yang telah dirintis sejak 1998 lalu.
Selain menyiapkan regulasi yang akan menjadi landasan unÂtuk memberikan converter kit secara gratis, katanya, pemerinÂtah juga bakal menambah jumlah SPBG di beberapa wilayah.
Sejumlah wilayah menjadi priÂoritas proyek SPBG ini, diantaranya Jakarta, Bogor, Tangerang dan BekaÂsi (Jabodetabek), Pantai Utara Jawa (Pantura), Balikpapan, Samarinda hingga Palembang di Sumatera SeÂlatan. “Kami juga akan sebarkan converter kit secara gratis untuk kendaraan umum tapi masih tungÂgu regulasi. Kalau sekarang ada 18 SPBG, nanti akan ditambah 53 SPBG lagi jadi akhir tahun 2016 mungkin akan ada 71 SPBG,†kata Wiratmaja.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memasÂtikan bakal mendukung pelaksaÂnaan program konversi yang diÂcanangkan pemerintah.
Selain bakal memperbanyak unit pengisian gas melalui SPBG dan Mobile Refuelling Unit (MRU) produk Envogas, perusahaan pelat merah di sektor minyak dan gas bumi itu juga akan menambah paÂsokan gas bagi kendaraan bermoÂtor. “Disampaikan kalau 2015 penÂjualan gas sudah mencapai 42 ribu kiloliter setara premium (klsp). Dan (targetnya) 2016 meningkat jadi 47,5 ribu kiloliter setara preÂmium. Insya allah akan meningkat terus dengan kebijakan pemerinÂtah yang baru,†tutur Dwi.
Terpisah, Kepala Bappeda Kota Bogor, Suharto, mengatakan, master plan pengerjaan SPBG sebenarnya sudah diplotting di Kota Bogor. Ada tiga tempat yang diusulkan, diantaranya Sukasari, Pajajaran dan MA Salmun. “Itu sudah kita ajukan saat saya masih menjabat Kepala DLLAJ Kota BoÂgor dulu. Eksekusinya tinggal dari Pemerintah Pusat. Nantinya kan, bisa menginduk di SPBU yang suÂdah ada saat ini,†kata dia, kemaÂrin.
(Yuska Apitya Aji)