Untitled-7Kalau kulit ikan dibuat kerupuk itu sudah biasa. Tetapi kalau kulit ikan dio­lah menjadi produk sepa­tu dan tas, itu baru luar biasa. Di tangan Ningsih, wanita muda asal Tangerang itu, kulit ikan nila hingga kakap diproses jadi sepatu dan tas cantik khusus wanita.

Ningsih mulai memakai bahan kulit ikan kakap, nila, dan kaci-kaci manjadi sepatu dan tas perempuan sejak 3 tahun lalu. Ide tersebut pun muncul secara tidak sengaja saat dia bertemu seorang penyamak kulit yang tengah menyamak kulit ikan kakap.

Sejak saat itu, Ningsih yang mulanya memproduksi tas dan sepatu berbahan kulit sapi, mulai melirik kulit ikan. “Ini pakai kulit ikan kakap, nila dan kaci—kaci. Ku­lit ikan kan nilai nominalnya kecil ya. Kalau dibikin sepatu atau tas, nominalnya bisa lebih besar. Jadi gimana caranya biar kulit ikan ka­kap ini terangkat bahwa punya nilai tambah,” ungkap Ningsih kepada detikFinance di sela-sela Pameran Produk Kreatif Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sepatu-sepatu buatannya mengusung Pinneaple Shoes. Ia mendapat bahan baku kulit ikan dari nelayan binaan Dinas Perikan­an dan Kelautan DKI, lalu Ia bawa ke penyamak khusus kulit ikan.

“Bahan kita dapat dari nelayan, kerjasama dengan binaan Dinas Kelautan DKI. Kulit ini digarap lang­sung oleh penyamak kulit ikan per­tama kali itu Bapak Nurul Haq, Be­liau yang pertama kali menyamak kulit ikan kakap,” tambahnya.

BACA JUGA :  Cemilan Simple dengan Cireng Empuk Renyah dengan Bahan Murah Meriah

Nurul Haq, penyamak yang dic­eritakan Ningsih, aktif mengajarkan mahasiswa IPB dan ke daerah-dae­rah bahwa melalui proses penya­makan, kulit ikan kakap punya nilai jual lebih. “Itu hebatnya penyamak tersebut, bisa menyamak kulit ikan. Lalu kita coba aplikasikan ke sepatu dan tas juga. Hasil jadinya ternyata lebih kuat. Ketahanannya tiga ta­hun lebih kuat dari kulit sapi,” im­buhnya.

Ningsih mengatakan, kulit ikan punya tekstur unik dan tebal. Pros­es menyamak kulit ikan pun tidak sebentar. “Ini asli, keliatannya ti­pis kan kulit ikan. Tapi sebetulnya setelah penyamakan, itu kulitnya tebal. Proses penyamakannya sendiri sampai 10 hari,” katanya.

Menurut Ningsih, bukan perka­ra mudah mengenalkan kulit ikan sebagai bahan sepatu maupun tas. Tidak jarang pelanggannya ragu-ragu dengan produknya.

“Baru setelah setahun kita uji hingga betul-betul percaya kalau kulit ikan nggak kenapa-kenapa jika di sepatu atau tas. Saya udah coba buat panas-panasan, hujan-hujan­an. Itu dijamin aman,” jelasnya.

Untuk membuat sepasang sepa­tu diperlukan 7 lembar kulit ikan. Sepatu-sepatu unik dengan domi­nasi warna merah, hijau, kuning, dan cokelat tersebut Ia tawarkan dengan harga mulai Rp 250.000- 500.000/pasang untuk model flat shoes. Sedangkan tas jinjing wanita ditawarkan mulai Rp 1,5 juta.

Bicara omzet, Ningsih tidak me­nyebut omzet pasti, Ia hanya menye­but kisaran dua digit. “Omzet luma­yan sampai dua digit. Normalnya Rp 20 juta sebulan. Sehari kita bisa ker­jakan 5 pasang sepatu flat shoes. Ka­lau heels hanya bisa 2 pasang sehari. Dikerjakan oleh 4 orang penjahit dan tukang pola,” ujarnya.

BACA JUGA :  Gulai Nangka Muda Bumbu Kuning, Menu Makan Lezat dengan Aroma Menggugah Selera

Sampai saat ini, menurut Ningsih, masih terbilang tahap introduksi pasar. “Kita pertama kali yang melaunching sepatu dari bahan ikan kakap. Jadi membangun kepercayaan customer pun butuh waktu. Sampai—sampai kalau kita bazar itu selalu bawa kulit mentahan juga. Before sama after setelah disamak kita bawa supaya pembeli percaya,” jelasnya.

Komentar-komentar unik dari para pelanggan pun kerap terlontar. “Banyak yang nanya yakin nih kalau kita pakai kucingnya nggak pada ngikutin? Nggak lah, proses penyamakannya aja 10 hari. Kolagen dan minyak dihilangkan dulu supaya nggak timbul bakteri,” imbuhnya.

Sepatu-sepatu dari kulit ikan tersebut kebanyakan diproduksi sesuai keinginan pelanggan. Saat mendapat order secara online melalui social media, Ningsih akan menawarkan pilihan kepada pelanggan untuk memakai model sepatu darinya atau membawa contoh model sendiri s keinginan pelanggan. Lama pengerjaan berkisar 2-5 hari.

Limbah potongan perca kulit ikan pun tidak Ia sia-siakan. “Sisa pembuatan sepatu, potongan perca bisa diaplikasikan ke dompet, gantungan kunci, topi dan bingkai. Kita juga akan coba aplikasikan ke baju. Misalnya bagian krahnya kita pakai kulit ikan kakap,” pungkasnya.

============================================================
============================================================
============================================================