- Proyek RDMP di Kilang Cilacap (Belum Beroperasi)
PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco menandatangani head of agreement (HoA) unÂtuk pelaksanaan proyek upgrading Refinery Unit IV Cilacap dengan nilai investasi USD 5,5 miliar.
Upgrading RU IV Cilacap memungkinkan kilang terbesar di Indonesia tersebut memiÂliki keekonomian yang meningkat melalui tiga parameter kunci, yaitu peningkatan kapasitas total crude distillate unit (CDU) dari sekitar 345.000 barel per hari menjadi 370.000 barel per hari.
Kompleksitas kilang meningkat dari 3 menÂjadi 9 dan peningkatan hasil produksi dengan nilai tinggi dari semula sekitar 73% menjadi 96%.
Setelah penandatanganan HoA, Pertamina dan Saudi Aramco akan melaksanakan site preparation dan basic engineering design pada tahun depan. Apabila front end engineerÂing design (FEED) dapat tuntas pada 2017, dan EPC dimulai pada 2018, maka diharapkan upÂgrading RU IV CIlacap akan tuntas dan beropÂerasi pada akhir tahun 2021.
- Proyek RFCC di Kilang Cilacap (Telah Beroperasi)
RFCC akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) sebanÂyak 62.000 barel per hari, yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, yaitu HOMC, peningkaÂtan produksi LPG dan produk baru Propylene. Proyek dengan nilai investasi US$846,89 juta tersebut dilaksanakan oleh konsorsium Adhi- GS E&C.
RFCC memiliki 21 unit equipment dan telah sukses beroperasi dan meneteskan produk perdananya pada 30 September 2015. Pada saat beroperasi 100%, RFCC dapat memÂproduksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari, 1.066 ton per hari LPG, dan 430 ton per hari propylene.
Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besarnya diproses lebih lanjut untuk diÂproduksikan menjadi Premium. Saat ini, produksi Premium dari kilang Cilacap sebanÂyak 61.000 barel per hari dan dengan beropÂerasinya RFCC, produksi Premium dari Kilang Cilacap akan menjadi 91.000 barel per hari sehingga impor Premium dapat diÂtekan.
(Alfian M|detik)