xbmw-s1000rr-ride-by-wire-technology-1-1448379308.82.jpg.pagespeed.ic.P9Bdhk5qLAZAMAN kini semakin canggih, begitu pula dengan dunia otomotif. Semakin lama sema­kin banyak merek mobil maupun motor yang menyertakan teknologi terkini ke dalam produk andalannya. Tidak hanya bertu­juan untuk keamanan saja, teknolo­gi canggih yang dibenamkan pada kendaraan juga bertu­juan untuk menunjang per­forma. Pada kendaraan roda dua, mungkin banyak yang per­nah mendengar teknologi ride by wire atau throttle by wire.

Dilansir dari la­man Gizmag, Yamaha YZF-R6 merupakan mo­tor produksi massal pertama yang mengusung teknologi ini. Setelah hadirnya motor sport ini, beberapa merek ternama sep­erti Honda, Ducati dan KTM juga menghadirkan teknologi tersebut pada motor-motor kelas atasnya.

Pada motor-motor kon­vensional pengendalian gas atau throttle dilaku­kan oleh kabel baja pilin yang menghubungkan grip gas dengan klep ku­pu-kupu (throttle butterfly) atau karburator pada mesin karburator.

Apabila pengendara men­dadak membuka gas lebar-lebar, biasanya mesin akan mati (stall). Hal ini dik­arenakan mesin mendapat aliran udara besar secara mendadak. Kejadian semacam ini laz­im terjadi pada motor bermesin dua silinder.

Namun lain halnya jika motor sudah menggunakan teknologi ride by wire. Gejala matinya mesin lan­taran bukaan gas mendadak dapat dihilangkan. Sebab tidak ada lagi kabel baja pilin yang menghubung­kan grip gas dengan klep kupu-kupu

Fungsi kabel baja pilin ini digantikan den­gan sinyal elektronik yang dikirimkan oleh sebuah transponder ke­pada unit kontrol elektronik (ECU) mesin saat pengendara memutar grip gas. Alhasil, meski pengendara membuka gas besar secara men­dadak, klep kupu-kupu tidak akan langsung terbuka lebar, karena bukaannnya diatur oleh ECU.

Pemakaian teknologi ride by wire pada sepeda motor akan membuat akselerasinya lebih stabil. Di samping itu konsumsi bahan bakar juga menjadi lebih efisien. Di samping itu beberapa teknologi lanjutan seperti kon­trol traksi, cruise control dan variable power modes dapat diterapkan.

Akan tetapi bukan berarti teknologi ini tidak memiliki kekurangan. Menurut pemaparan BikesIndia, teknologi ini dapat membuat hilangnya rasa mengendara lanta­ran peranti komputer ECU yang mengatur besar tenaga motor, bukan pengendara. Se­lain itu, semakin banyaknya teknologi canggih yang dibenamkan pada mo­tor akan semakin sulit diperbaiki bila suatu saat tiba-tiba rusak.

Di Tanah Air, kabarnya Astra Honda Motor (AHM) akan meng­hadirkan motor baru, yakni Honda CBR250RR yang juga dilengkapi teknologi ride by wire. Menurut infor­masi, desain motor ini terinspirasi pada Honda Light Weight Super Sports Concept (LWSSC) yang sebelumnya dipamerkan di ajang Tokyo Motor Show pada bulan Okto­ber 2015 kemarin.

Motor ini mengandalkan suspensi depan model up-side down dan suspensi belakang Ohlins. Se­cara keseluruhan motor konsep ini memiliki desain yang serba tajam dan futuristik.

Dilansir Dapurpacu, Hon­da CBR250RR ini akan di­produksi di Indonesia dan mulai dijual tahun 2016 ini. Bila Anda ingin mencoba teknologi ride by wire akan tetapi tidak mempunyai cukup uang untuk membeli motor kelas atas dengan harga ratusan juta ru­piah, CBR250RR bisa menjadi solusi alternatifnya. Sebab, kabarnya motor ini akan dipasarkan dengan harga Rp 60 jutaan.

(hilman/net)

============================================================
============================================================
============================================================