ZAMAN kini semakin canggih, begitu pula dengan dunia otomotif. Semakin lama semaÂkin banyak merek mobil maupun motor yang menyertakan teknologi terkini ke dalam produk andalannya. Tidak hanya bertuÂjuan untuk keamanan saja, teknoloÂgi canggih yang dibenamkan pada kendaraan juga bertuÂjuan untuk menunjang perÂforma. Pada kendaraan roda dua, mungkin banyak yang perÂnah mendengar teknologi ride by wire atau throttle by wire.
Dilansir dari laÂman Gizmag, Yamaha YZF-R6 merupakan moÂtor produksi massal pertama yang mengusung teknologi ini. Setelah hadirnya motor sport ini, beberapa merek ternama sepÂerti Honda, Ducati dan KTM juga menghadirkan teknologi tersebut pada motor-motor kelas atasnya.
Pada motor-motor konÂvensional pengendalian gas atau throttle dilakuÂkan oleh kabel baja pilin yang menghubungkan grip gas dengan klep kuÂpu-kupu (throttle butterfly) atau karburator pada mesin karburator.
Apabila pengendara menÂdadak membuka gas lebar-lebar, biasanya mesin akan mati (stall). Hal ini dikÂarenakan mesin mendapat aliran udara besar secara mendadak. Kejadian semacam ini lazÂim terjadi pada motor bermesin dua silinder.
Namun lain halnya jika motor sudah menggunakan teknologi ride by wire. Gejala matinya mesin lanÂtaran bukaan gas mendadak dapat dihilangkan. Sebab tidak ada lagi kabel baja pilin yang menghubungÂkan grip gas dengan klep kupu-kupu
Fungsi kabel baja pilin ini digantikan denÂgan sinyal elektronik yang dikirimkan oleh sebuah transponder keÂpada unit kontrol elektronik (ECU) mesin saat pengendara memutar grip gas. Alhasil, meski pengendara membuka gas besar secara menÂdadak, klep kupu-kupu tidak akan langsung terbuka lebar, karena bukaannnya diatur oleh ECU.
Pemakaian teknologi ride by wire pada sepeda motor akan membuat akselerasinya lebih stabil. Di samping itu konsumsi bahan bakar juga menjadi lebih efisien. Di samping itu beberapa teknologi lanjutan seperti konÂtrol traksi, cruise control dan variable power modes dapat diterapkan.
Akan tetapi bukan berarti teknologi ini tidak memiliki kekurangan. Menurut pemaparan BikesIndia, teknologi ini dapat membuat hilangnya rasa mengendara lantaÂran peranti komputer ECU yang mengatur besar tenaga motor, bukan pengendara. SeÂlain itu, semakin banyaknya teknologi canggih yang dibenamkan pada moÂtor akan semakin sulit diperbaiki bila suatu saat tiba-tiba rusak.
Di Tanah Air, kabarnya Astra Honda Motor (AHM) akan mengÂhadirkan motor baru, yakni Honda CBR250RR yang juga dilengkapi teknologi ride by wire. Menurut inforÂmasi, desain motor ini terinspirasi pada Honda Light Weight Super Sports Concept (LWSSC) yang sebelumnya dipamerkan di ajang Tokyo Motor Show pada bulan OktoÂber 2015 kemarin.
Motor ini mengandalkan suspensi depan model up-side down dan suspensi belakang Ohlins. SeÂcara keseluruhan motor konsep ini memiliki desain yang serba tajam dan futuristik.
Dilansir Dapurpacu, HonÂda CBR250RR ini akan diÂproduksi di Indonesia dan mulai dijual tahun 2016 ini. Bila Anda ingin mencoba teknologi ride by wire akan tetapi tidak mempunyai cukup uang untuk membeli motor kelas atas dengan harga ratusan juta ruÂpiah, CBR250RR bisa menjadi solusi alternatifnya. Sebab, kabarnya motor ini akan dipasarkan dengan harga Rp 60 jutaan.
(hilman/net)