“Kemarin sudah mulai ada pelabuhan udara yang menyediakan biofuel untuk avtur di Eropa. Jadi di luar negeri sudah ada, tapi di IndoÂnesia belum ada,†pungkasnya.
Dia menambahkan, BPDP Sawit menjalin kerjasama dengan tiga lembaga riset dari unit pemerintah, yakni Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Badan Litbang Pertanian dan Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Bayu menjelaskan, terhadap Badan Litbang dan Inovasi LHK maka difokuskan pada pemanfaatan limÂbah dan hasil replanting. Kemudian terhadap Badan Litbang Pertanian, kerjasama difokuskan pada pengeloÂlaan dan pemanfaatan plasma nutfah dan sumberdaya genetik nasional. “Sedangkan Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait dengan pemanfaatan sawit untuk nioenergi,†paparnya.
BPDP Sawit juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh berÂbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya. Sekarang sudah ada 54 penelitian yang muncul dan 14 di antaranya berasal dari perguÂruan tinggi.
“Kami juga sudah menyediakan beasiswa untuk tambahan pelatiÂhan 60 siswa SMK di daerah sentral produksi kelapa sawit. Pelatihan unÂtuk 90 siswa SMK pertanian untuk kelapa sawit,†ujar Bayu.
“Kemudian beasiswa D1 untuk 300 mahasiswa anak-anak petani yang akan dilatih agar mereka bisa menjadi koordinator kebun dengan lingkup tuÂgas 100 hektar per orang. Yang akan dikirim ke Yogyakarta dan mereka haÂrus kembali,†tukasnya. (dtc)