Untitled-9BARCELONA benar-benar menunjukkan kedigdayaannya kala bertandang ke Emirates Stadium menghadapi Arsenal pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Rabu (24/2/2016) dinihari WIB.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Dua gol Lionel Messi meng­hancurkan separuh harapan The Gunners untuk lolos ke perempat final dia ajang paling bergengsi antar klub Eropa itu.

Bertindak sebagai tuan rumah, The Gunners cukup merepotkan pertahanan Los Cules yang digalan Gerard Pique dan Javier Mascherano. Namun, beberapa pelung gagal dimaksi­malkan hingga babak pertama ditutup dengan skor 0-0.

Peluang terbaik Arsenal di­miliki Alex-Oxlade Chamberlain menit ke-22. Mesut Oezil mem­berikan bola kepada Hector Bel­lerin yang melepaskan tembakan yang masih bisa diblok bek la­wan. Bola rebound disambar Chamberlain tapi masih tepat di tangkapan Ter Stegen.

Barca sendiri baru bisa menunjukkan tajinya jelang tu­run minum. Berawal dari kesala­han Aaron Ramsey, Neymar ke­mudian menyodorkan bola pada Messi yang diteruskan pada Luis Suarez. Namun, sepakan striker Uruguay itu masih bisa diblok Petr Cech.

Taring Blaugrana semakin runcing pada interval kedua. Bahkan, pada menit ke-48 pasu­kan Luis Enrique itu nyaris ung­gul andai sepakan jarak dekat Neymar yang membentur kaki Cech. Trio Messi-Neymar-Suarez (MSN) sangat merusak pertahan­an The Gunners di babak kedua.

Dominasi wakil Spanyol itu kian tak terbendung. Sementara tim tamu hanya sesekali men­curi kesempatan lewat serangan balik. Peluang emas kembali datang pada menit ke-60 ketika tandukan Olivier Giroud diblok Ter Stegen.

Skor baru berubah ketika Messi mencatatkan namanya di papan skor menit ke-71. Be­rawal dari serangan balik cepat, Neymar dan Suarez menyergap dengan cepat lini belakang Gun­ners. Neymar yang melakukan dribbling hingga kotak penalti sebelum mengirim umpan ke­pada Messi, yang dengan mu­dah menceploskan bola ke ga­wang Cech.

Barca nyaris menggandakan keunggulan menit ke-77. Sayang­nya tembakan Suarez berjodoh dengan tiang tiang gawang Ar­senal. Satu menit kemudian, Ramsey mengancam. Namun, tendangannya berhasil diamank­an Ter Stegen.

Messi kemudian berhasil menggandakan skor pada me­nit ke-83. Sapuan tak sempurna Mertesacker membuat bola jatuh di kaki Messi. Mathieu Flamini kemudian menghadang striker Argentina itu hingga terjatuh dan penalti diberikan wasit untuk Blaugrana.

Tanpa kesulitan, Messi mengecoh Cech dari sepakan 12 pas. Skor pun berubah 2-0 un­tuk keunggulan Barca. Di masa injury time, Neymar punya kans menambah keunggulan Barca andaikan tandukannya dari jarak dekat tak ditepis Cech.

Dua gol yang tercipta pada 20 menit terakhir laga itu mem­buat ringan langkah Barce­lona saat menjalani leg kedua di Camp Nou, 16 Maret men­datang. Bisa dikatakan, satu kaki Barca sudah menapak di babak perempat final.

Enrique pun puas atas hasil pertandingan ini. Namun dirinya enggah pongah pada leg kedua nanti. “Saya menyukai semuanya, seluruh pertandingan. Tak ada yang membuat saya kecewa. Para pemain spektakuler di level indi­vidu dan saya pikir kami meru­pakan tim yang pantas menang,” kata Enrique di Soccerway.

BACA JUGA :  Kecelakaan Tunggal, Truk di Imogiri-Panggang Terbalik saat Menanjak

“Hasil akhirnya luar biasa, tapi saya tak berpikir itu menyu­dahi pertandingan. Akan tiba waktunya untuk menyudahi itu, dengan para pendukung kami di kandang,” tegasnya.

Sementara bagi Messi, ke­menangan ini tidak mudah diraih timnya. Pasalnya, usaha mereka membongkar pertahanan Arse­nal baru membuahkan hasil di menit 71 lewat satu skema seran­gan cepat. Messi bisa menyele­saikan umpan Neymar dari sisi sayap kiri.

Messi pun juga memuji pertahanan Arsenal yang bisa saling menutupi celah hingga membuat pertandingan menjadi tak mudah untuk Barca. “Kami memainkan laga yang luar biasa melawan tim yang sangat bagus. Saya senang karena semua kerja keras kami sudah terbayar,” kata Messi seperti dilansir oleh Marca.

“Mereka saling menutupi di lini belakang dengan sangat bagus dan mereka sangat kuat secara fisik. Tapi, kami tahu mer­eka menurun di babak kedua. Terima kasih untuk itu sehingga jadi ada lebih banyak ruang dan kami bisa melancarkan serangan bali,k yang membuat kami mam­pu meraih suka cita,” lanjutnya.

Arsene Wenger tampak sebal dengan perilaku para pemain Barcelona saat mengalahkan tim­nya. Seperti biasanya, Manajer Arsenal itu menuding Barca sela­lu mencoba memengaruhi wasit Cuneyt Cakir.

Sepanjang 90 menit, Cakir hanya mengeluarkan dua kartu kuning untuk Nacho Monreal (Arsenal) dan Gerard Pique (Bar­celona) dan 27 pelanggaran. Akan tetapi, Wenger menegas­kan, kekalahan timnya bukan karena wasit.

“Mereka penuh tipu daya. Saat mereka jatuh, mereka ber­teriak. Mereka tidak pernah jatuh tapi diam saja. Itu memengaruhi wasit sepanjang waktu. Semua dari mereka melakukannya, ti­dak ada seorang pemain pun yang jatuh tanpa berteriak,” kata Wenger di Standard.

“Saya harus menyaksikan pertandingannya lagi. Sepertinya mereka memancing refleks un­tuk wasit. Tapi terus terang, kami bukannya kalah karena wasit. Kami harus merenung dan men­ganalisa diri kami sendiri. Mung­kin wasit memberi satu atau dua foul yang sebenarnya bukan foul tapi secara keseluruhan dia tidak berpengaruh besar pada hasil pertandingan,” lanjutnya.

Catatan sempurna Petr Cech atas Lionel Messi akhirnya patah. Tapi Cech lebih kecewa karena Arsenal kalah dari Barcelona. Sebelum laga ini, Cech punya catatan oke ketika menghadapi Messi. Cech tak pernah kebobo­lan oleh Messi dalam enam kali pertemuan.

Kiper asal Republik Ceko itu lebih frustrasi karena Arse­nal kalah dengan selisih dua gol yang akan memberatkan langkah mereka di leg kedua. “Kami ke­cewa karena kami kalah, bukan karena salah satu pemain terbaik mencetak gol ke gawang saya. Saya tidak kecewa dengan itu. Saya kecewa karena kami kalah dua gol dan tuga kami untuk lo­los sangat sulit,” ujar Cech di situs resmi klub.

“Saya pikir kami tampil san­gat bagus sampai gol pertama mereka. Kami punya beberapa peluang dan kami harusnya mencetak gol. Saya pikir itu akan membuat mereka lebih defensif. Pukulan lainnya adalah gol kedua di mana mereka mendapat pen­alti untuk membuat skor jadi 2-0. Itu adalah defisit yang sulit untuk dikejar tapi 2-0 itu bukan 5-0 dan kami punya 90 menit dengan peluang,” katanya.

BACA JUGA :  Mengikuti Halal Bihalal Forsesdasi, Sekda Burhanudin Ingatkan Pentingnya Kerja Sabilulungan

Flamini Pesakitan

Penampilan Flamini dalam pertandingan in jauh dari hara­pan. Ia baru turun bermain di menit ke-82 menggantikan Fran­cis Coquelin, ketika Arsenal ter­tinggal 0-1 akibat gol Lionel Messi. Namun, baru saja masuk, ia men­jatuhkan Messi di kotak penalti yang berujung gol kedua Barca.

Dalam catatan Opta, cuma ada rentang waktu 47 detik an­tara masuknya Flamini ke lapan­gan sampai gelandang Prancis tersebut membuat The Gunners terkena penalti.

“Sejujurnya dari bench saya tidak melihatnya sama sekali. Saya melihat ia (Messi) jatuh tapi apa ada sentuhan? Entahlah,” kata Wenger.

Ditanya mengenai dugaan Flamini “kaget” dengan tempo permainan akibat masuk seb­agai pemain pengganti, Wenger menjawab tegas, “Ia sudah pe­manasan,” lanjutnya. Insiden itu sendiri membuat Flamini habis-habisan di-bully fans Arsenal.

Terulangnya Cerita Lama

Kalah dua gol di kandang adalah mimpi buruk untuk Arse­nal. Apalagi lawan yang mereka hadapi adalah Barcelona, yang di sepanjang musim ini baru tiga kali kalah di semua kompetisi. Catat pula kalau Barcelona cuma dua kali imbang dari seluruh per­tandingan kandang di 2015/2016, sisanya mereka menangi.

Itu artinya, Mesut Oezil dkk butuh keajaiban untuk lolos ke babak delapan besar. Hitung-hi­tungannya, mereka paling tidak harus bikin tiga gol di Camp Nou dan pada saat bersamaan meng­halangi Messi dkk menjebol ga­wang Petr Cech.

Arsenal pun kembali diha­dapkan pada cerita yang dalam lima tahun terakhir mereka sela­lu alami. Sejak tahun 2011 Arsenal tak pernah bisa lagi melangkah ke babak delapan besar.

Tahun lalu, Arsenal diang­gap punya kans besar melang­kah ke delapan besar karena ‘cuma’ berhadapan dengan AS Monaco. Tapi Arsenal malah kalah 1-3 di kandang. Meski ke­mudian menang 2-0 dalam laga away, ‘Gudang Peluru’ tersingkir dengan aturan agresivitas gol tandang.

Di 2013/2014 dan 2012/2013 Arsenal bisa dibilang kurang beruntung karena hasil draw­ing mempertemukan mereka dengan Bayern Munich. Ber­turut-turut Arsenal tunduk 1-3 dan 3-3 (kalah dalam aturan gol tandang).

Sementara pada 2011/2012 AC Milan yang mendepak Arse­nal. Setelah kalah 0-4 di San Siro, Arsenal cuma bisa membalas tiga gol di Emirates Stadium. The Gunners kalah agregat tipis 3-4.

Setahun sebelum Barcelona yang menjegal Arsenal. Main lebih dulu di London, Arsenal berhasil meraih kemenangan 2-1. Tapi di Camp Nou Arsenal takluk 1-3, dalam laga di mana Robin van Persie dapat merah.

“Realitanya, itu sangat, san­gat sulit, kalau tidak mau dise­but tidak mungkin (untuk lolos). Kami harus pergi ke sana dan ber­juang. Kami punya kesempatan, tapi kami tidak mencetak gol,” ujar Wenger usai pertandingan pada BBC. (*/Net)

============================================================
============================================================
============================================================