LEICESTER, TODAYÂ – Kepolisian di kota Leicester sudah bersiap-siap menghadapi keamanan saat tim kebanggan kota itu, Leicetser City, berkiprah dalam Liga ChamÂpions musim depan.
Tim yang bermarkas di King Power Stadium itu, saat ini tengah memuncaki klasemen Liga Primer Inggris dengan keunggulan lima poin atas Tottenham Hotspurs, menyisakan tujuh pertandingan lagi untuk dimainkan.
Berkat selisih 16 poin dari West Ham United di posisi lima, LeicesÂter memang terlihat sudah di amÂbang Liga Champions.

Untuk benar-benar memastiÂkan partisipasi di Liga Champions musim depan Leicester membutuhkan sembilan poin lagi, meski sejauh ini RaÂnieri tak mau membahas yang belum terjadi. Para pemainnya pun cuma mau membahas laga satu per satu saja.
Pun begitu, Kepolisian Leicestershire justru telah memulai perencanaan untuk menghadapi lawatan dari tim-tim terbeÂsar Eropa ke King Power Stadium.
“Kami bukannya mau bikin sial atau semacamnya. Tapi kalau situasi terus berÂlanjut, maka Liga Champions sudah amat dekat. Dan kami harus siap karena belum pernah lagi menghadapi partai sepakbola Eropa sejak 2000, ketika Leicester menÂjadi tuan rumah Piala UEFA,†ucap Wakil Phil Kay di Sky Sports. Kepala Polisi Leicestershire,
“Saya sebenarnya sudah agak-agak memprediksikan hal ini bulan Oktober lalu. Akan luar biasa kalau mereka bisa meraih gelar dan saya pikir mereka memang akan melakuÂkannya. Dan kendatipun saya tak mau membayangkan terÂlalu jauh, saya sudah tak sabar sampai mereka meraih gelar sehingga kami bisa memulai persiapan karena saat itu seluÂruh laga-laga di musim Eropa juga akan selesai.
“Maka kami harus bicara ke klub saat ini juga, memulai perÂsiapan sekarang, dan saya pikir itu membuat waktu tidak akan terbuang sia-sia,†bebernya.
Tak cuma itu, para opÂsir polisi yang bertugas unÂtuk pengamanan laga-laga kandang Leicester, di bawah pimpinan Kay, bahkan sudah berada di London Utara untuk membantu Kepolisian MetroÂpolitan ketika Arsenal menÂjamu Barcelona bulan lalu dan bekerja sama dengan KepoliÂsian Greater Manchester ketika Manchester City menjamu DyÂnamo Kiev pada pekan lalu.
“Itu pengalaman yang benar-benar berharga. TuÂjuannya adalah agar lebih memahami nuansa berbeda ketika sebuah tim Inggris berÂmain menghadapi lawan dari Eropa. Jelas ada hambatan bahasa dan kami juga sudah mengirim permintaan internal kepada staf kami untuk menÂgetahui seberapa banyak yang menguasai bahasa-bahasa di Eropa; ada dinamika terkait UEFA yang cenderung datang dan mengambil alih stadion seÂlama beberapa hari di sekitar pertandingan. Itu merupakan pengalaman yang juga kami dapat ketika menyelenggaraÂkan Piala Dunia Rugby di King Power Stadium,†papar Kay.
“Kami juga belajar tentang kebiasaan para suporter dari negara-negara berbeda. Jadi suporter Spanyol biasanya tak jalan bergerombol dan kalau Leicester nanti jumpa tim SpaÂnyol maka dukungan untuk tim tandang akan banyak datang dari orang-orang Spanyol yang berdomisili di Inggris. Kalau kami bertemu Bayern Munich, misalnya, yang juga sebuah kemungkinan, kami mungkin akan kedatangan 4-5 ribu suÂporter yang akan berada di sini seharian dan ingin datang ke stadion bersama-sama.
“Kemudian kalau kami berÂjumpa sebuah tim dari Spanyol maka akan ada nuansa berÂbeda lagi karena kami punya populasi besar orang Polandia di sini. Ini semua adalah menÂgenai menelaah kebangsaan dan kultur dari suporter yang akan datang ke sini, berusaha tidak mendahului nasib, dan memahami kelebihan dan kekurangan seputar hal itu,†tuturnya.
“Secara umum kami akan bertugas seperti halnya ketika laga Premier League. Kami akan bersikap sebagai tuan rumah yang hangat. Kami ingin orang-orang merasa aman, bersenang-senang, dan pulang dengan kesan bagus akan Leicester City, kota ini, dan juga Kepolisian LeicesterÂshire,†katanya.
(Rishad/Net)