Sementara itu, Presiden Jokowi saat bertemu Presiden RuÂsia, Vladimir Putin, dalam sasana bersahabat dan terbuka dalam upaya meninÂgkatkan kerja sama di berbÂagai bidang.
“Ini tampak dari level pemerinÂtah dan swasta, terutama dalam upaya peningkatan ekspor buah, sayuran sawit, dan potensi pariwisata. Semua potensi ini akan ditindaklanjti Indonesia,†katanya.
Terkait investasi, menurut Menlu, antara lain ada komitmen pembangunan kilang minyak dan gas oleh pengusaha Rusia senilai 13 miliar dolar AS. Juga sudah diÂtandatangani lima kesepakatan kerja sama, antara lain bidang pertahanan, fishing, kebudayaan dan arsip kementerian.
Di Rusia, Presiden Jokowi juga menghadiri KTT ASEAN-RuÂsia yang dilakukan dalam memÂperingatii 20 tahun kemitraan ASEAN-Rusia.
“Tampak ada keinginan Rusia untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan reÂspons terhadap isu integrasi ekoÂnomi,†katanya.
Dalam Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Bisnis PerÂhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Rusia, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa hal antara lain kemitraan ASEAN dan Rusia harus membawa manÂfaat bagi perdamaian dan kemakÂmuran.
“Presiden Jokowi juga meÂnyampaikan pentingnya pemÂbangunan arsitektur keamanan kawasan dengan mengedapankan sentralitas ASEAN dan meminta dukungan Rusia atas perlunya arÂstektur keamanan kawasan yang diusulkan Indonesia itu,†katanya.
Presiden Jokowi juga menekankan kerja sama ekonomi dalam konteks ASEAN-Rusia, terÂutama dalam bidang energi dan konektivitas.
Di sela-sela KTT ASEAN-RuÂsia, Presiden Jokowi juga bertemu dengan PM Vietnam yang baru, Nguyen Xuan Phuc, dan membaÂhas upaya mendorong pencapaÂian target volume perdagangan 10 milliar dolar AS pada 2018 dan mendorong kelanjutan pembaÂhasan delimitasi pebatasan mariÂtim RI-Vietnam.
“Presiden Jokowi juga berÂtemu dengan PM Singapura yang membahas rencana kunjunganÂnya ke Indonesia dalam waktu dekat ini,†demikian Retno MarÂsudi. (NET)