Herzon Hizkia, pemerha­ti olahraga di Kabupaten Bo­gor menilai, sangat berat bagi Pemkab Bogor mewujudkan Catur Sukses, jika suasana di­dalamnya saja sudah terkesan tidak kompak dalam men­jalankan visi dan misi yang su­dah dicanangkan Bupati Bogor.

“Gagalnya lelang dua GOR, tentunya harus ditelusuri apa factor penyebabnya? Semua ele­men masyarakat pasti bertanya-tanya ada apa? Karena dua item proyek itu sudah masuk dalam APBD dan uangnya sudah jelas ada. Kenapa harus gagal lelang,” ujarnya.

Semua pihak mungkin ti­dak berpikir lebih jauh dari kegagalan lelang itu. Pada­hal, dengan gagalnya lelang dua GOR yang masuk dalam Lead­ing Sector Dispora Kabupaten Bogor setidaknya akan punya efek domino bagi Kabupaten Bo­gor sebagai tuan rumah Porda XIII Jabar 2018.

BACA JUGA :  Tim Bulu Tangkis Indonesia Waspadai Thailand di Thomas Cup 2024

“Dampak dari gagal lelang dua venue tersebut mungkin su­dah terasa saat Panpel Popda XI Jabar 2016 kebingungan men­carikan venue untuk cabor Tae­kwondo, yang akhirnya malah bermain di Madaniah,” tegas Herzon penuh tanda tanya.

BACA JUGA :  Profil Maarten Paes, Kiper FC Dallas jadi Pemain Naturalisasi Berdarah Kediri

Dalam hal yang sama, Yudi Agus Soleh, mantan pengurus IMI Korwil Kabupaten Bogor mengatakan, minimnya sarana venue harus jadi catatan penting bagi Pemkab Bogor kalau me­mang tidak ingin malu di Porda XIII Jabar 2018.

“Saat Bidding pencalonan tuan rumah Porda XIII Jabar 2018 be­berapa waktu lalu . Di paparkan, Pemkab Bogor membangun ven­ue di dekat area Stadion Pacira. Tapi sampai sekarang mana buk­tinya. Investor juga sudah tak jelas kabarnya,” tandasnya.

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================