Herzon Hizkia, pemerhaÂti olahraga di Kabupaten BoÂgor menilai, sangat berat bagi Pemkab Bogor mewujudkan Catur Sukses, jika suasana diÂdalamnya saja sudah terkesan tidak kompak dalam menÂjalankan visi dan misi yang suÂdah dicanangkan Bupati Bogor.
“Gagalnya lelang dua GOR, tentunya harus ditelusuri apa factor penyebabnya? Semua eleÂmen masyarakat pasti bertanya-tanya ada apa? Karena dua item proyek itu sudah masuk dalam APBD dan uangnya sudah jelas ada. Kenapa harus gagal lelang,†ujarnya.
Semua pihak mungkin tiÂdak berpikir lebih jauh dari kegagalan lelang itu. PadaÂhal, dengan gagalnya lelang dua GOR yang masuk dalam LeadÂing Sector Dispora Kabupaten Bogor setidaknya akan punya efek domino bagi Kabupaten BoÂgor sebagai tuan rumah Porda XIII Jabar 2018.
“Dampak dari gagal lelang dua venue tersebut mungkin suÂdah terasa saat Panpel Popda XI Jabar 2016 kebingungan menÂcarikan venue untuk cabor TaeÂkwondo, yang akhirnya malah bermain di Madaniah,†tegas Herzon penuh tanda tanya.
Dalam hal yang sama, Yudi Agus Soleh, mantan pengurus IMI Korwil Kabupaten Bogor mengatakan, minimnya sarana venue harus jadi catatan penting bagi Pemkab Bogor kalau meÂmang tidak ingin malu di Porda XIII Jabar 2018.
“Saat Bidding pencalonan tuan rumah Porda XIII Jabar 2018 beÂberapa waktu lalu . Di paparkan, Pemkab Bogor membangun venÂue di dekat area Stadion Pacira. Tapi sampai sekarang mana bukÂtinya. Investor juga sudah tak jelas kabarnya,†tandasnya.