www.harianaceh.co.id_2016-05-16_18-40-35Oleh : Yuska Apitya
[email protected]

LION Air mengurangi 217 frekuensi di 54 rute domestik dan 10 frekuensi di 2 rute internasional selama 1 bulan, 18 Mei – 17 Juni 2016. 39 Rute sisanya, beroperasi normal.

Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kemen­hub Hemi Pamurahardjo, Lion Air mengirimkan 2 kali surat permintaan penundaan pener­bangan untuk 54 rute domestiknya selama 1 bulan, dari 18 Mei sampai 17 Juni 2016. “Surat pertama men­gajukan penundaan 90 frekuensi. Surat kedua 127 frekuensi. Totalnya dengan 2 surat itu adalah 217 frekue­nsi di 54 rute,” tutur Hemi, Minggu (22/5/2016).

Sedangkan rute yang dimiliki Lion Air adalah 93 rute. Bila ada 54 rute dikurangi frekuensinya, sisanya, 39 rute tetap beroperasi normal.

Surat persetujuan permintaan penundaan 217 frekuensi pener­bangan Lion Air itu dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara Kemen­hub pada 18 Mei 2016 yang diteken Direktur Angkutan Udara Maryati Karma. Dalam surat Ditjen Udara itu, diketahui Lion Air mengajukan surat permintaan penundaan pen­erbangan untuk 54 rute pada 17 Mei 2016 lalu.

“Tanggal 18 Juni, frekuensi itu akan di-on-kan lagi. Intinya menun­da 1 bulan. Karena dalam peraturan disebutkan bahwa bila dia tidak ter­bang 7 hari, kalau tidak memberita­hukan dan kami tahu di lapangan, ya frekuensinya bisa dicabut. Su­paya tidak dicabut ya kirim ke kami suratnya (surat pemberitahuan penundaan penerbangan),” imbuh dia.

BACA JUGA :  Wajib Coba! Semur Ayam Saus Tiram yang Lezat untuk Menu Makan Bareng Keluarga

Peraturan yang Hemi maksud adalah Peraturan Menteri Perhubun­gan Nomor KM 25 Tahun 2008 ten­tang Penyelenggaraan Angkutan Udara dan Peraturan Menteri Per­hubungan Nomor PM 40 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketujuh Atas Per­menhub KM 25 Tahun 2008.

Selain mengurangi 217 frekuensi di 54 rute domestik, Lion Air juga mengurangi 10 frekuensi dari 2 rute penerbangan internasional.

Apakah pengurangan rute ini bentuk dari ‘gertak sambal’ Lion Air atas sanksi yang dijatuhkan Kemen­hub? Hemi menampiknya. “Bukan gertak ya. Pengurangan frekuensi ini alasannya Lion karena low sea­son, demand-nya kurang,” tegas Hemi.

Pihak Lion Air menjelaskan ten­tang pembekuan operasi ground handling sebagai sanksi dari Kemen­terian Perhubungan (Kemenhub). Maskapai berlogo singa itu menegas­kan operasional penerbangan Lion Air tetap berjalan normal.

“Operasional penerbangan Lion Air, termasuk Batik Air dan Wings Air, tetap berjalan dengan normal,” kata Manager PR Lion Air, Andy Sala­din dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Terkait dengan pembekuan Ground Handling PT.Lion Group di Bandara Soekarno-Hatta oleh Kementerian Perhubungan, lanjut Saladin, pihaknya akan menangani sendiri kegiatan ground handling di Bandara Soetta.

BACA JUGA :  Potato Wedges ala Kafe, Cemilan Renyah dan Gurih yang Bikin Nagih

“Terkait dengan pembekuan Ground Handling atas nama PT Lion Group (Badan Usaha/Perusahaan berbeda dengan Lion Air) di Banda­ra Soekarno-Hatta oleh Kemenhub, maka kami PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) akan menangani sendiri (self handling) kegiatan ground han­dling di Bandara Soekarno-Hatta,” ucapnya.

Sementara soal pengurangan frekuensi atau jadwal beberapa rute penerbangan Lion Air, Saladin me­nyebut hal itu merupakan sesuatu yang normal dan selalu dilakukan oleh setiap maskapai pada saat menjelang atau awal-awal bulan puasa. “Karena pada periode terse­but merupakan masa low season dimana aktivitas perjalanan dengan pesawat udara terjadi penurunan,” ujarnya. “Pengurangan frekwensi atau jadwal penerbangan seperti ini normal dilakukan setiap tahun oleh seluruh maskapai,” tutupnya.

Pengurangan ini tak mempen­garuhi masa mudik Lebaran. “Rata-rata pengalaman saya, penerban­gan baru ramai seminggu sebelum Lebaran, jadi nggak pengaruh untuk masa mudik Lebaran,” tutur Hemi yang juga mantan Kasubdit Angku­tan Udara dan Kabag Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub ini.(*)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================