Pada penutupan perdagangan Ju­mat (20/5/2016) indeks dolar bertumbuh 0,047 poin atau 0,05 persen menuju 95,224. Angka ini merupakan level ter­tinggi sejak 28 Maret 2016.

“Begitu pun sebaliknya. Seperti pada tahun lalu dimana kekuatan dolar meng­hambat pertumbuhan emas,” papar ri­set seperti dikutip Bisnis.com, Minggu (22/5/2016).

Perbedaan utama pasar tahun ini dengan 2015 ialah pembelian emas cepat memudar karena Fed Rate dinaikkan saat Februari. Sedangkan pada 2016, pening­katan suku bunga bank sentral AS tidak dilakukan pada triwulan pertama.

BACA JUGA :  Cekcok dengan Istri, Pria di Makassar Bakar Rumah Mertua

“Secara keseluruhan, dua rintangan utama pertumbuhan batu kuning ialah lemahnya permintaan fisik dan kenaikan suku bunga AS,” tulis Standard Chartered.

Meskipun demikian, mereka meyakini kuatnya permintaan investor akan men­galahkan sentimen lesunya pasar fisik. Adapun faktir kunci yang memengaruhi aksi investor ialah pergerakan data eko­nomi makro Paman Sam.

BACA JUGA :  Wilayah Garut Diguncang Gempa M 6,5, Getaran Terasa Hingga Bogor

Standard Chartered menaikkan pre­diksi harga emas 2016 ialah USD 1.240 per troy ounce dari USD 1.130 dalam perkiraan sebelumnya. Tahun depan, rerata harga meningkat menuju USD 1.285 per trouy ounce dibanding­kan estimasi awal senilai USD 1.214 per troy ounce.

(Winda/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================