RENCANA Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga KPR dan memperlonggar aturan uang muka (DP) sedikit membawa angin segar bagi warga kurang mampu yang berĆĀmimpi ingin mendapatkan rumah.
Selain sandang dan pangan, perumahan menjadi kebutuhan dasar yang mesti diĆĀpenuhi masyarakat. Ini menjadi alasan jika industri kembali berkembang di tahun 2016. Masih banyaknya masyarakat yang membuĆĀtuhkan rumah juga menjadi alasan lainnya. Karena itu, pemerintah mengeluarkan proĆĀgram sejuta rumah untuk masyarakat.
Namun menggeliatnya industri perumahĆĀan ini hanya untuk perumahan subsidi yang saat ini sedang digalakkan pemerintah. Beda dengan rumah mewah. Penjualan diprediksi akan jalan ditempat.
Rumah merupakan suatu kebutuhan primer bagi setiap orang, baik di dapatkan dari hasil membangun maupun membelinya secara langsung atau bahkan hanya sekedar untuk mengontraknya saja. Gaya terkini rumah idaman masa kini yang telah banyak di tawarkan oleh perusahan-perusahaan peĆĀrumahan memang sengaja dibuat dengan bermacam-macam gaya dan tipe rumah yang dapat anda jadikan sebagai pilihan unĆĀtuk memenuhi kebutuhan dan selera anda yang ingin memiliki rumah idaman masa kini. Gaya terkini pada rumah yang ditawarĆĀkan oleh beberpa developer rumah bukanĆĀlah jenis rumah dengan harga yang mahal. Akan tetapi juga menawarkan jenis dan gaya rumah dengan harga yang murah agar konĆĀsumen dapat membeli rumah idamannya tersebut.
Tentunya tidak semua orang memiliki anggaran yang besar untuk membeli rumah saja. Mereka pastinya akan menghemat dan membagi anggaran untuk kebutuhan yang lainnya. Seperti kebutuhan untuk mengĆĀkonsep desain eksterior dan interior dari rumah yang akan dibeli tersebut. untuk itu di butuhkan solusi yang tepat untuk menyĆĀelesaikan permasalahan tersebut mengenai anggaran dana yang dimiliki. Hal ini memĆĀbuat masyarakat kelas menengah akan dapat membeli rumah dijual di perkotaan dengan sejumlah anggaran yang mereka miliki.
Program sejuta rumah yang digalkkan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sedianya haĆĀrus benar-benar terealisasi serta tepat sasaĆĀran. Pemberian subsidi sedianya bisa sampai ke tangan-tangan warga yang kurang mamĆĀpu. Selama ini, masyarakat masih memilih menyewa rumah dan tinggal di kos-kosan lantaran takut mengambil kredit perumahan dengan berbagai alasan. Salah satu alasanĆĀnya adalah tingginya DP dan suku bunga. Jika benar BI dan perbankan mendukung pelonggaran suku bunga dan DP KPR, sudah dipastikan ini adalah peluang bagi warga kurang mampu untuk segera membeli dan memiliki rumah idaman dengan harga terĆĀjangkau.(*)
Bagi Halaman