Beralih ke sektor mesin, kapaÂsitas dasar Binter Merzy ini telah mengalami upgrade dari 200cc, kemudian dioversize menjadi 215cc. Alhasil, percepatan rotasi motor ini dapat diandalkan.
Purnama mengklaim, sebeÂlum mengalami upgrade, motor ini dinilai boyo. Namun setelah dioprek, menjadi lebih lincah dan gesit, meski part pendukung hanya mengandalkan freeflow custom atau tanpa saringan. KarÂburator yang dipakai mencomot PE 26 dari Ninja R.
“Kita sudah pernah mengetest motor ini, dan top speednya mencapai 180km/jam. Tapi kareÂna karet roda ini menggunakan ban offroad jadi nampak seperti tidak gesit,†beber Purnama.
Penciptaan konsep Scrambler City Ride, menurut Purnama hanya sebutan anyar buat motor tersebut, lantaran tidak ada alÂiran modifikasi seperti itu. “MeÂmang gak ada aliran seperti itu, scrambler ya scrambler. Tapi ini hanya sebutan kita saja,†tegasnÂya.
Proses modifikasi yang meÂmakan waktu 4 bulan ini telah menguras biaya kurang lebih Rp 25 juta
Menurut pria pemilik bengkel Glanets Radical ini menjelaskan, mayoritas member Street CusÂtom lebih condong ke racing, gaya-gaya road race, cafe racer, scrambler, speed way, dan masih banyak lagi.
“Untuk acuan kita mencoÂmot dari beberapa negara sepÂerti Jepang, Amerika, Inggris serta beberapa negara lainnya. Kemudian dari sanalah kemuÂdian muncul aliran-aliran baru Chopper, Bobber, Cafe Racer dan lain sebagainya,†pungkasnÂya. (Calviano/NET)