DULU, ketika masa-masanya, menikah muda adalah sesuatu yang tidak lumrah di masyarakat, sekarang berbalik. Menikah muda kini justru marak di kalangan remaja. Alasannya untuk menikah muda katanya untuk menghindari pacaran yang hukumnya haram bagi seorang muslim. Opini tersebut masuk akal. Namun, kebanyakan dari mereka sedikit yang memahami peran seorang ayah maupun ibu.

Oleh: Kamila Rahma Azizah
SMAIT Insantama Bogor

Peran keduanya sangat penting. Tanpa figur ayah, anak dinyatakan 63% mengalami gang­guan psikologis (tab­loidnova.com/2015). Namun, keberadaan ayah yang harus bekerja, mengharuskan ibu men­jadi pengganti sosok ayah. Sebab, ibu harus melaksanakan amanah kepada anak dengan baik dan benar. Amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari segi jas­mani maupun rohani.

Karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Na­mun kini, sedikit sekali adanya peran ayah ditambah ibu dalam keluarga. Karena perekonomian yang kini jatuh menjadi alasan atas wanita yang berumah tangga untuk berkarir, sehingga banyak ibu yang bekerja menitipkan anaknya di tempat penitipan anak (republika.co.id., 21/08/2014).

Kondisi seperti ini secara langsung membuat anak merasa kurang kasih sayang. Karena pada faktanya, anak hanya akan merasa disayang hanya jika oleh kedua orang tuanya. Sehingga, ketika anak tersebut mencari-cari perhatian dengan menangis atau merengek meminta sesuatu, yang dilakukan kedua orangtunya han­yalah memarahinya, itu karena orang tua lelah seharian berakti­vitas di luar. Dengan begitu, ke­tika anak tumbuh dewasa, sudah kenal dengan lingkungan, anak akan mencari perhatian kepada lingkungan sekitarnya, sehingga bisa menyebabkan orang tua se­bagai korban.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Kurangnya komunikasi den­gan orang tua yang sibuk bekerja, pergeseran nilai karena kurang ter­motivasi belajar, kurangnya waktu bersama keluarga, kurikulum yang berat menjadi beban, tekanan dari teman sebaya seperti bullying-kekerasan, hingga beralih menjadi kecanduan gadjet, kurangnya per­hatian orang tua terhadap anak semakin meningkat, akibat ketida­kmampuan anak menghadapi era digital ini, semua ini menjadikan ia mengalami Blast (Bored Lone­ly Angry and Afraid Stress Tired) (semai2045/2015).

Apa itu BLAST? Bored, yakni bosan dengan rutinitas sekolah yang membuatnya kesulitan meng­hadapi pelajaran. Lonely, kesepian karena anak tidak dekat dengan orang tuanya baik secara kuantita maupun kualitas. Angry, marah karena situasi yang berakar dari ketidakpuasan. Afraid, takut ber­cerita kepada orang tuanya, takut atas tekanan teman sebaya. Stress, yaitu tertekan karena situasi. yang terakhir Tired, lelah akibat akumu­lasi dari semua permasalahan.

Penyakit Blast ini jika dibiar­kan akan membuat anak akan beralih kesibukan seperti gadjet, tv, games, komik maupun novel yang semuanya tertuju pada per­cintaan yang dikarenakan anak memang butuh kasih sayang yang sayangnya tidak mereka rasakan. Jika tidak ada penga­wasan dari orang tua, jelas anak akan terjerumus terhadap por­nografi dan aksi-aksi negatif lagi kontradiktif.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Dari berbagai penjelasan di atas dan juga literatur yang ada, mengatasi penyakit anak Blast ini hanya dengan satu solusi. Yakni, berikan pola asuh yang baik, jadi­kan anak-anak kita menjadi anak yang Best (Behave Emphatic Smart and Tough). Behave ialah berperilaku baik. Disini perlu pembimbingan besar oleh kedua orangtuanya. Lalu Emphatic, bisa memposisikan diri pada kondisi orang lain, sehingga ada kepedu­lian satu sama lain. Selanjutnya Smart, cerdas, mongoptimalkan potensi yang dimiliki.

Disini perlu bantuan dari orang tuanya untuk turut serta memotivasi dan menghargai se­gala usahanya. Yang terakhir, Tough, anak yang tangguh dan teguh memegang prinsip. Sekali lagi, dalam hal ini, figur orang tua sangat dibutuhkan agar anak tidak salah pendirian. Ajarkan kebaikan-kebaikan, bukan keti­dakbaikan. Karena, apapun ala­sannya, Indonesia akan membu­tuhkan anak-anak saat ini untuk menjadikan negara yang maju. Kalau dari sekarang mereka dibiarkan, siapa lagi yang akan meneruskan bangsa ini?

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================