Pada HJB ke-534, 3 Juni 2016, Fahir menggagas “tawassul†di tiga lokasi yang diikuti ratusan orang peserta, yakni di Yayasan At-Tawassuth, Desa Bojong, KeÂcamatan Kemang; Padepokan Ki Raksa Bumi, Desa PondokuÂdik, Kecamatan Kemang, serta Pesantren Ar-Ruhama, KeluraÂhan Padasuka, Kecamatan CioÂmas, Kabupaten Bogor.
“Tawassul dan munajat ini, seÂbagai ikhtiar do’a agar Prabu SiliÂwangi dan para pemimpin Sunda Bogor terdahulu diterima amal ibadahnya oleh Allah SWT. Kami juga mendoakan, agar Bogor dan Indonesia selalu dilindungi oleh Allah sebagai negeri yang damai dan maju,†terang dia.
Pimpinan Padepokan Ki Raksa Bumi, Desa Pondok Udik, KecaÂmatan Kemang, Ustadz Ahmad Suhadi menambahkan, “tawassul†HJB ke-534 yang digelarnya diikuti 80 orang peserta, Jumat (3/5).
“Kami aktif menggelar doa dan istigotsah atau meminta perÂtolongan kepada Allah saat HJB. Doa ini sebagai tanda syukur nikmat kepada para pemimpin Sunda Bogor terdahulu atas apa yang sudah mereka sumbangkan untuk membangun masyarakat serta diwariskan hingga generasi sekarang,’ terang Suhadi.
Ahmad Suhadi mendoakan, agar wilayah Bogor dan NusantaÂra pada umumnya selalu dinaugi keberkahan dan rahmat Allah swt, agar menjadi negeri yang daÂmai, adil dan makmur.
Pengasuh Pesantren Ar-Ruhama, Kelurahan Padasuka, Ciomas, KH Saepul Millah mengatakan, kegiatan “tawassul†memperingati Hari Jadi Bogor ke-534 diikuti 50 orang santri Ar-Ruhama.
“Setiap tahun kami bersama Yayasan At-Tawassuth selalu memperingati Hari Jadi Bogor,†papar Saepul.
Selain peringatan HJB, Saepul juga selalu memperingati Haul Prabu Siliwangi setiap akhir DeÂsember, sebagai wujud syukur dengan mendoakan orang tua. “Kita tidak akan lahir ke muka bumi tanpa adanya orang tua atau leluhur,†ungkapnya. (*)