JAKARTA, TODAY—Rencana pemangkasan subsidi solar dari Rp 1.000 menjadi Rp 350 perliter, Rabu (8/6/2016) kemarin dijelaskan Menteri ESDM Sudirman Said kepada DPR RI.
Menurut Sudirman, subsidi solar diusulkan untuk diÂpangkas dari sebelÂumnya Rp 1.000/liter, menjadi hanya Rp 350/liter. Dengan kata lain, pemerintah berenÂcana mencabut subsidi sebesar Rp 650/liter.
“Prinsipinya kita masih inÂgin beri subsidi ke masyarakat. Tapi juga perhatikan satu sisi yakni fiskal, makin banyak subÂsidi yang bisa digeser ke sektor produktif itu lebih baik,†kata Sudirman usai rapat dengan Komisi VII di Gedung DPR, JaÂkarta, Rabu (8/6/2016).
“Dan kita tahu dalam APBN-P 2016 mengalami peÂrubahan menurun. Jadi kita harus detail melihat kebutuÂhan masyarakat,†jelasnya lagi.
Menurut Sudirman, seÂbenarnya pemerintah punya opsi lain yakni menetapkan subsidi sebesar Rp 650/liter, namun dalam jangka panjang sebaiknya subsidi hanya Rp 350/liter. Alasannya, agar tiÂdak perlu ada lagi perubahan harga solar dalam waktu dekat jika ada fluktuasi harga minyak dunia.
“Kenapa angkanya segitu, kita melihat ingin ketemu angÂka yang tidak perlu melakukan perubahan angka dalam waktu dekat. Kalau lebih dari Rp 650/liter, mungkin masih bisa naikÂkan harga. Kalau harga segitu masih punya simpanan atau bantalan, jadi nggak perlu ubah harga BBM,†ujar mantan Dirut PT Pindad ini.
Sudirman melanjutkan, kelebihan dana setelah pemoÂtongan subsidi tersebut nantiÂnya akan masuk ke APBN, dan tak dipakai untuk dana ‘celenÂgan’ atau Dana Ketahanan EnÂergi (DKE).
“Masuk ke APBN dicamÂpur. Bukan ke DKE. Karena prinsipnya DKE dialokasikan dari APBN full, jadi nggak ada hubungan dengan penghapuÂsan subsidi, nggak match, kita perlu bangun DKE. Kita perluÂkan dimana ada sektor fiskal yang produktif yah kita laluÂkan,†tutur Sudirman.
DPR Setuju