Hasil rapat dengan Komisi VII DPR RI, pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sum­ber Daya Mineral (ESDM) men­gusulkan untuk mengurangi subsidi solar, dari saat ini sebe­sar Rp 1.000/liter, menjadi hanya Rp 350/liter sesuai den­gan penghematan di APBN-P 2016.

Sudirman Said, mengung­kapkan pemerintah ingin menggeser agar subsidi bisa diarahkan semuanya ke sek­tor produktif, ketimbang habis dibakar sebagai subsidi BBM.

Dia membantah jika penga­lihan subsidi untuk menambal pelebaran defisit anggaran di APBN-P 2016. “Geser subsidi konsumtif ke produktif. Kan pengguna solar orang yang punya kendaraan bermotor, tapi yang punya waduk siapa? Jalan? Sekolah? Pengguna kereta api siapa penikmatnya? Itu masyarakat banyak. Bukan karena defisit, nggak banyak dapatnya,” katanya.

BACA JUGA :  Obat Alami Sesak Napas yang Bisa Dicoba di Rumah, Ini Dia Caranya

“Seluruh usaha subsidi agar tercipta struktur masyara­kat yang tangguh. Bahkan neg­ara maju yang terbiasa dengan disuapi, tapi begitu riil cost yang ditanggung berat. Kaya Venezuela beban subsidinya besar, tiba-tiba minyak jatuh, bersamaan ada tekanan, ka­lau kita ingin bertahap secara baik,” tambah Sudirman.

Sudirman mengatakan, sektor produktif dan subsidi bidang sosial jauh lebih mem­butuhkan asupan subsidi. Sementara subsidi BBM lebih banyak dinikmati kalangan menengah atas.

BACA JUGA :  Menu Sarapan dengan Cah Kangkung Bawang Putih yang Harum Menggugah Selera

“Masyarakat paling bawah dikasih bantuan sosial, pendi­dikan, kesehatan, dan lainnya. Itu yang disebut subsidi tepat sasaran, bukan yang ditempel­kan ke BBM, sementara penik­matnya menengah atas. Ayuk kita sahur,” tutur Sudirman.

Kendati demikian, usulan tersebut masih akan diba­has lebih lanjut dalam rapat kerja dengan Komisi VII. Se­hingga finalisasi waktunya belum bisa dipastikan. “Ini kan baru penjelasan, masih bisa berubah. Dalam hal ini Kementerian ESDM menyam­paikan demikian,” pungkas Sudirman.

(Alfian M|net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================