Untitled-2Keluarga Cendana rupanya tak selalu menggandrungi kemewahan. Siti Hediati Harijadi atau akrab disapa Titiek Soeharto, misalnya. Salah satu putri kinasih mendiang Presiden Soeharto itu menikmati perjalanan dari Yogyakarta ke Solo di Jawa Tengah menggunakan kereta api ekonomi Prambanan Express.

TITIEK naik Prambanan Express dari Stasiun Maguwoharjo di Yo­gyakarta ke Solo saat hendak ber­ziarah ke makam ayahnya men­diang Presiden Soeharto pada 8 Mei 2016 untuk menghindari macet. Perempuan yang biasa disapa Titiek Soeharto itu sangat menikmati perjalanan meski den­gan kereta ekonomi bertarif Rp 10.000. Meski di kereta ekonomi, politisi Partai Golkar itu nampak menikmati perjalanan yang me­makan waktu 1 jam lebih tersebut.

BACA JUGA :  Tes Kepribadian: Sifat dan Karakter Tersembunyi Seseorang Diungkap dari Bentuk Kaki

Abdul Rahman, salah satu saksi mata yang juga CEO Cen­danaNews menceritakan, Titiek naik kereta ekonomi Prambanan Express pada Minggu 8 Mei 2016 selepas Maghrib sekitar pukul 18.45 WIB. Abdul ikut dalam rombongan Titiek dari Yogya ke Solo.

Saat itu, menurut Abdul, Titiek seharian penuh melaku­kan sejumlah kegiatan kunjun­gan kerja di Yogyakarta dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan kota gudeg tersebut. Seperti bertemu dengan petani di Kampung Flory Sleman, me­nyerahkan bantuan bibit sapi ke Gunung Kidul dan melihat tempat wisata Taman Breksi di Sleman.

Sore hari Titiek harus ke Solo karena malam harinya ha­rus ziarah ke makam mendiang Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun Matesih Karang­anyar. Ini adalah ziarah rutin setiap tahun memasuki bulan Syaaban. “Karena pertimban­gan macet, Ibu naik kereta agar bisa segera tiba di Giri Bangun. Kalau pakai mobil bisa jam 10 malam tiba di sana,” kata Ab­dul, Kamis (9/6/2016).

BACA JUGA :  Kcewa dengan Wasit, STY Sebut Laga Timnas Indonesia vs Qatar Seperti PertunjukanKomedi

Dari Solo, Titiek kembali naik kereta ekonomi Pram­banan Express ke Yogyakarta pada Senin, 9 Mei 2016 keeso­kan harinya. Sesaat setelah me­ninggalkan Stasiun Balapan, di dalam kereta sejumlah penum­pang mengajak Titiek berfoto bersama.

Selama perjalanan Titiek hanya ditemani oleh dua orang staf dan Abdul Rahman yang kebetulan berada di Yogyakarta. “Tak ada pengawalan,” kata dia.

============================================================
============================================================
============================================================