Sedangkan proyek PLTGU Jawa 1 yang sedang memaÂsuki tahap lelang diharapkan tahun ini dapat diumumkan pemenangnya jika tidak ada hambatan. “Rencananya tahun ini hasil lelang PLTGU Jawa 1 yang juga diikuti oleh beberapa investor Jepang sudah dapat diÂumumkan pemenangnya,†ujar Franky.
Selain PLTGU Jawa 1 yang berkapasitas besar, BKPM juga mengidentifikasi minat dua peÂrusahaan Jepang lainnya masing-masing di bidang pengembangan PLTA mini hydro dan industri daur ulang bahan bakar yang berkapasitas kecil.
“Perusahaan Jepang yang bergerak di bidang PLTA mini hydro berlokasi di Kabupaten GaÂrut, Jawa Barat dengan rencana kapasitas sebesar 2 x 3,5 MW yang saat ini tengah bernegosiasi dengan PLN untuk harga jual per KW,†sebutnya.
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan meÂnyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi setiap minat inÂvestasi di Indonesia dari para inÂvestor Jepang.
“Kantor kami di Tokyo siap memfasilitasi setiap minat invesÂtor Jepang yang mau berinvestasi di Indonesia. Setiap proses perizÂinan akan kami fasilitasi dan kawÂal setiap proyek,†ujarnya.
Dari data BKPM periode triÂwulan kedua tahun 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai US$ 1,58 miliar terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang. Posisi Jepang berada di bawah SingaÂpura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (RRT), RRT, dan Belanda.
Sedangkan dari sisi pertumÂbuhan komitmen investasi, JeÂpang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40% di atas perÂtumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29%. Posisi JeÂpang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95% menÂcapai USD 8,1 miliar.
Tren positif juga terjadi di anÂgka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 menÂgalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan periode 2014. ReÂalisasi investasi Jepang tercatat sebesar USD2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi JeÂpang masih didominasi sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan perÂmesinan, serta sektor kimia dan farmasi. (Alfian M|net)