“Ada (perjanjian), mereka janji (jual di bawah Rp 80.000/kg),†kata Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Karyanto Suprih, saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Tapi bagaimana Kemendag dapat memastikan bahwa importir swasta tersebut benar-benar memenuhi janjinya? Karyanto mengatakan, KeÂmendag bisa mengecek ke pasar apakah benar daging sapi yang diÂimpor dijual di bawah Rp 80.000/kg karena adanya identitas barang. “Kan kelihatan, barang itu ada identiÂtasnya, dia jual di atas Rp 80.000/kg ya ketok saja kepalanya. Kalau nggak benar ya nyungsep,†ucapnya.
Kalau importir swasta ingkar janji dan menjual daging sapi dengan harga di atas Rp 80.000/kg, akan ada sanksi. Tapi Karyanto tak dapat meÂrinci apa sanksinya. “Ada sanksinya lah,†tutupnya.
Siapa saja perusahaan swasta yang mendapat jatah impor dari Mendag Lembong? Karyanto menÂgungkapkan bahwa salah satunya adalah Evita Manunggal. “Yang saya ingat Evita Manunggal,†kata Karyanto.
Perusahaan swasta lain yang disebut-sebut juga mendapat jatah impor daging sapi adalah Jagat Kelana Persada. “Saya pernah dengar, kalau nggak salah ada di Inatrade,†ucapnya.
Tetapi dia menegaskan bahwa tidak ada perusahaan swasta yang diÂistimewakan, tidak ada kongkalikong. Impor daging sapi terbuka untuk semua perusahaan yang memiliki AnÂgka Pengenal Importir (API). TujuanÂnya ialah untuk membanjiri pasar dengan pasokan daging sapi, sehingÂga harga bisa turun ke Rp 80.000/kg.
“Semua boleh kok, dibuka. Arahan Bapak Presiden kan harga daging seÂgitu, supaya kompetisi saja. Nggak ada kriteria dia harus si A, si B. Asal dia puÂnya API (Angka Pengenal Importir) boÂleh saja, identitas importir,†tukas dia.
Menurutnya, perusahaan swasta yang ditunjuk sudah memenuhi kriteÂria, punya kemampuan untuk melakuÂkan impor daging sapi. Izin impor ini juga hanya diberikan untuk stabilisasi harga saat lebaran. “Tidak cuma diÂbuka buat BUMN, tapi dalam periode khusus ini saja. Kan cari daging sapi nggak mudah,†ucap Karyanto.
Perusahaan-perusahaan swasta yang ditunjuk dengan deskresi MenÂteri Perdagangan ini dituntut untuk segera merealisasikan izin impornya guna membanjiri pasar. Kalau realisasi impor minim, akan ada sanksi dari KeÂmendag. Tapi Karyanto tak mengungÂkapkan dengan jelas apa sanksinya.
“Kita bikin jadwal kapan dagÂing yang mereka pesan datang, kita catat. Kalau dia nggak merealisasikan, kan ada sanksinya. Nanti Sabtu atau Minggu datang itu lewat bandara,†kata dia.
Tambahan 10 Ribu Ton
Kementerian Perdagangan (KeÂmendag) juga telah memberikan tambahan izin impor daging sapi beku sebanyak 10.000 ton kepada Perum Bulog. “Iya, izinnya (tambahan 10.000 ton daging sapi) baru keluar,†kataKaryanto.
Dengan adanya tambahan ini, maka total sekarang Bulog telah menÂgantongi izin impor sebesar 20.000 ton daging sapi beku. Izin ini berlaku hingga akhir 2016. Antara SeptemÂber-Desember,†ujarnya.
Pemberian izin impor hingga 20.000 ton daging beku pada BuÂlog ini berujuan untuk menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000/kg saat lebaran, seperti keÂinginan Presiden Jokowi.
Menurut Karyanto, pasar harus dibanjiri oleh pasokan daging sapi, terÂmasuk dari impor, agar harganya bisa turun. Selama ini harga sulit turun karena pasokan dikuasai oleh segelintÂir pengusaha. “Tujuannya stabilisasi harga, supaya harga terbentuk dengan banyaknya barang. Selama ini kan 1-2 orang saja (yang impor), nanti kelihatÂan mana yang benar-benar pengusaÂha, mana yang nggak,†pungkasnya.
Namun, ada banyak pendapat dari masyarakat yang meragukan kualitas dari daging beku. Masyarakat Indonesia yang selama ini terbiasa dengan daging hangat menjadi salah satu penyebab kenapa daging sapi beku kerap diragukan kualitasnya. Kepala Bulog Djarot Kusumayakti
mengatakan, sebenarnya tidak ada perbedaan antara daging beku maupun daging segar. Ia mengatakan, daging segar yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) pun juga meleÂwati proses pembekuan yang sama dengan daging beku yang ada selama ini di masyarakat.
“Orang yang lokal saja banyak daging beku. Kalau ke RPH, emang dia nggak beku? Sama. Kalau ngÂgakbeku ya daging cepat busuk. Makanya nanti main ke RPH. Yang bagus-bagus tapi ya. Itu kan dia poÂtong, dia tiriskan, dia bekukan, baru dia kirim-kirim,†katanya usai rapat koordinasi di Kementerian KoordinaÂtor Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/06/2016).
Masyarakat kerap meragukan kualitas daging beku impor yang ada di pasaran. Djarot menambahkan, kualitas dan kehalalan yang diragukan masyarakat selama ini lebih dikarenaÂkan keterbatasan informasi masyaraÂkat mengenai daging beku. (*)